Proyek SDN Tangkilsari 1 Diduga Dikerjakan Asal Jadi

0
139

penabanten.com, Pandeglang – Proyek pembangunan ruang kelas baru SDN Tangkilsari 1 Kecamatan Cimanggu yang dikerjakan oleh CV Faraz Kinarya Putra menelan anggaran 195 juta rupiah lebih, dikerjakan asal jadi, terbukti pada proses pemasangan batu pondasi diduga menyimpang dari spesifikasi kontruksi bangunan.

Berdasarkan pantauan awak media, Senin 4 September 2023, para pekerja tampak terlihat memasang batu pondasi hanya saja pada pemasangannya diduga tidak sesuai dengan spesifikasi lantaran kedalaman pondasi hanya 38cm yang seharusnya 60cm-65cm artinya bila tambahkan dengan selup tidak akan mencapai 80cm.

Tidak hanya itu, ternyata para pekerja juga bukan berasal dari warga setempat, akan tetapi mereka mengaku berasal dari Menes, artinya proyek pembangunan ruang kelas baru ini tidak memperdayakan warga setempat sebagai pekerja.

Herman selaku kepala tukang dilokasi, saat ditanya oleh awak media awalnya mengaku bahwa kedalaman pondasi setinggi 60 centi meter dan lebar 30 centi meter, akan tetapi ketika di ukur ulang menggunakan meteran yang ada ternyata tingginya hanya 38 centi meter dan lebar 25 centi meter.

Bahkan Herman juga mengaku tidak melihat gambar lantaran tidak ada gambar yang terpasang dilokasi kegiatan, wajar apabila pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi kontruksi, selain tidak ada pelaksana dilokasi juga tidak ditemukan adanya konsultan pengawas proyek tersebut.

“ Kami dari Menes berlima, kami hanya diperintah untuk mengerjakan proyek ini oleh pemborong dan pembayaran yang kami terima dari pemborong 120 ribu perhari,” kata Herman kepada awak media.

Ditempat yang sama Aan Andrian dari Aktivis Front Pendamping Rakyat (FPR) Pandeglang, menyesalkan terhadap pihak pelaksana yang mengerjakan proyek untuk kepentingan negara dalam rangka mencerdaskan anak bangsa, membuat bangunan asal berdiri tanpa memperhatikan dampak yang bakal diterima oleh penerima manfaat nantinya.

Mestinya kata Aan, proyek untuk ruang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) anak bangsa tidak boleh asal dikerjakan dan asal berdiri aja, untuk meraih keuntungan besar. Bagaimana tidak, proyek dengan nilai 195juta lebih dengan ukuran sekecil itu untuk pondasi aja masih disiasati dengan cara mengurangi ketinggian, dan lapisan pondasi bawahnya juga tidak lapisan pasir atau adukan.

“ Seharusnya sebelum pemasangan batu belah terlebih dahulu diberikan hamparan pasir atau adukan, ini mah tidak sama sekali, bahkan yang lebih parah ketinggian pondasi juga hanya 38centi meter,” kata Aan Andrian.

Masih kata Aan Andrian, dirinya mengaku heran dengan keberadaan para pekerja yang berasal bukan dari warga setempat, dan mungkin dari ratusan titik pekerjaan SD dan SMP dari satuan kerja Disdikpora Pandeglang tidak mengedepankan kearifan lokal untuk para pekerja.

Oleh sebab itu, Aan mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat yang tersebar di seluruh penjuru kota maupun pelosok agar bisa berkontribusi dalam rangka mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak pelaksana terutama terhadap kegiatan untuk kepentingan anak bangsa Indonesia.

“ Saya berharap masyarakat turut mengawasi terhadap proyek SD dan SMP ini, sebab bagaimana pun juga kita sebagai warga setempat pasti tidak mau anak-anak kita yang belajar di sekolah tertimpa bahaya lantaran pekerjaannya asal-asalan, apalagi yang mengerjakan bukan warga setempat, setelah mengambil keuntungan langsung pergi,” singgungnya.

(Ron)

Tinggalkan Balasan