Poktan Di Cikeusik Pandeglang Terima Bantuan RMU, Diduga Tidak Transparan

0
74

penabanten.com, Pandeglang – Pemerintah Mengharapkan meningkatnya Kesejahteraan Petani di Pandeglang khususnya di kecamatan Cikeusik Diharapkan Meningkat.
Terima Bantuan RMU, Kesejahteraan Petani Pandeglang Diharapkan Meningkat, Pemerintah kabupaten Pandeglang, berharap agar produktivitas petani padi di di Cikeusik khususnya. seiring dengan baru di realisasi anggaran pembanguan rice milling unit (RMU) atau Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) di Desa Cikeusik Pandeglang Banten.

Yang mampu membantu peningkatan produksi beras dan kesejahteraan petani.sabtu 15/07/2023.

RMU tersebut merupakan bantuan pemerintah pusat lewat propinsi dan kabupaten

Diharapkan kapasitas produksi RMU tersebut mencapai 3 ton per jam. Untuk mengelola fasilitas tersebut.

Namun tujuan pemerintah kadang tidak di indahkan oleh para oknum Poktan yang hanya bisa memanfaatkan untuk kepentingan pribadi saja, hanya bertujuan meraih ke untungan di balik program pemerintah.

Kartono salah satu Gapoktan di desa Cikeusik yang mendapatkan bantuan RMU ini diduga tidak transparan terhadap anggota kelompok maupun masyarakat apalagi publik, karna terlihat di bangunan proyek tidak terpampang papan informasi hal in membuat pertanyaan masyarakat dan publik bangunan apa, anggaran dari mana dan berapa nilai uang dari kucurkan pemerintah untuk bangunan tersebut.

Ketika di mintai keterangan wartawan di lokasi bangunan Kartono mengaku bahwa lagi membangun Rice Milling Unit (RMU) dari program pemerintah khususnya bidang pertanian.

” Betul ini saya sudah membangun dan baru bikin pondasi untuk bangunan tersebut, papan informasi belum saya pasang belum dibikin” Dalihnya

Ditanya soal anggaran nya berapa dia mengatakan kurang lebih 500 jutaan berikut mesin dan bangunan.

Keterangan terpisah kepala desa Cikeusik pada awalnya mengaku tidak pernah tau adanya kelompok tani di desanya yang mendapatkan bantuan tersebut ketika di tanya soal proposal pengajuan dan penandatanganan kepala desa tidak merasa menandatangani.
Setelah di konfirmasi ulang kepala desa mengaku lupa.dan dia juga mengatakan via WhatsApp program tersebut turunya juga tidak tau.
” Oh muhun masalah pertanian mah kelompok turuna te terang (tidak tau-red)”

Dan di tanya soal pengajuan lagi kepala desapun mengaku lagi tidak tau.
” Muhun te terang om” pungkasnya visa WhatsApp.

Sementara Aan Andrian aktivis FPR kabupaten Pandeglang meminta kepada tim monitoring khususnya kepala dinas pertanian kabupaten Pandeglang agar segera turun dan cek lokasi agar para penerima program tidak asal-asalan dalam melaksanakan amanah pemerintah demi untuk kesejahteraan para petani. Karna menurut Aan program tersebut anggaranya cukup lumayan besar dan jangan sampai jadi ajang bacakan.

Kata Aan “Penggilingan beras ini tak hanya akan meningkatkan produktivitas petani untuk menghasilkan beras yang premium, namun juga mewujudkan ketahanan pangan,” pungkasnya.

(Ron)

Tinggalkan Balasan