Orang Tua Santriwati Korban Pelecehan Seksual Bakal Lapor ke Komnas HAM

0
57

Penabanten.com, Kota Bogor – Terjadinya dugaan pelecehan seksual terhadap SZA disalah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kota Bogor, membuat orang tua SZA H. Parlindungan Simorangkir akan melaporkan kejadian yang dialami anaknya ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dalam waktu dekat ini. 

Laporan ini disampaikan menyusul kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami anaknya saat menempuh ilmu di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di wilayah Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, belum menemui titik terang hingga kini. 

“Jadi nanti setelah hasil pemeriksaan mental di rumah sakit (RS) keluar, kita akan laporkan hasilnya ke Ponpes dan Komnas HAM. Kemungkinan dalam waktu dekat ini,” ucap Parlindungan, Selasa (7/12/2021). 

Menurutnya, lapor ke Komnas HAM bukna karena memiliki rasa dendam. Melainkan, ingin memperbaiki jangan sampai ada lagi kasus seperti yang dialami SZA. “Minimal mereka turun kesana melakukan investigas kejadian yang melanda anak saya,” jelasnya.

Lantaran hasil keterangan dari pihak ponpes yang menyatakan psikis SZA dianggap baik, lanjutnya, SZA telah melakukan pemeriksaan mental ke RS. Namun, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di RS bahwa psikis SZA terkena atau trauma akibat kejadian dugaan pelecehan seksual tersebut. 

“Makanya kita kesini (RS) untuk mendapatkan rekomendasi, dan dari hasilnya secara lisan udah keluar sikisnya kena atau trauma,” ungkapnya. 

Disinggung apakah tidak akan membuat laporan polisi atas kejadian ini, Parlindungan mengaku belum berani mengambil langkah tersebut. Sebab, berdasarkan hasil konsultasi dengan dokter yang menangani pemeriksaan psikis anaknya, psikiater meminta agar SZA untuk tidak diingatkan kembali akan kejadian dugaan pelecehan tersebut. 

“Takut anak drop lagi karena kita berdasarkan keterangan dokter psikiater tidak boleh diingatkan kembali, saya juga sulit meminta keterangan dari anak saya, harus sabar. Takut kena mental anaknya juga. Sampai barang-barang yang bekas dia sekolah di Ponpes sampai ga mau dibawa pulang dan makannya ga nafsu, kata dokter bingung karena tekanan,” ujarnya.

Soal status anaknya saat ini, dituturkan Parlindungan, SZA sudah bukan lagi murid di Ponpes tersebut. Namun, pihaknya akan mencoba mencarikan Ponpes lain untuk anaknya bisa melanjutkan sekolah. Apalagi, SZA masih mau dan tertarik melanjutkan belajar di Ponpes. 

“Sudah bukan, dan dari pihak Ponpes tadinya minta keluar setelah selesai ujian saja, tapi kita merasa ketakutan dan memilih anak kita keluar secepatnya dari Ponpes,” pungkasnya.( maulana).

Tinggalkan Balasan