Penabanten.com – Bogor, kronologis kejadian di Pesantren Al-falakiyah
B13 Agustur 2021 Kami mengantarkan anak kami inisial (SZR) ke pesantren Al-falakiyah di bogor, setelah waktu ashar untuk sekolah mondok .
Selanjutnya kami tidak bisa berkomunikasi lagi dgn anak kami ( SZR) karna dalam aturan di pondok pesantren al-falkiyah untuk santri Baru sebelum 40 Hari tidak boleh dijenguk oleh orang tua karna masih dalam pengenalan dan adaptasi santri dgn lingkungan pondok pesantren , oleh pihak Al-falakiya kami di beri nomor tlp WA pengurus bila mana kami ingin mengetahui keadaan anak kami di pondok pesantren .
Tanggal 29 Agustur 2021 Pertemuan pertama kali dalam kunjungan ke pondok pesantren anak kami ( waktu penjengukan) anak kami tidak bercerita apapun kepada kami dan kamipun pulang karna waktu penjengukan telah usah pada saat setelah ashar. Sebelum kami pulang kami sempat menemui umi istri kepala pondok untuk meminta ijin pada tanggal 13 September 2021 nanti untuk anak kami harus kesekolah lama nya untuk sidik jari ijazah nya.
13 September 2021 kami menjemput anak kami untuk kesekolah lama nya SD Cikahuripan 1 dan melakukan sidik jari ijazah nya, pada saat itu kami mulai melihat ada perubahan pada anak kami yang tidak seperti biasanya karena anak kami lebih banyak pendiam, tapi kami pada saat itu berpikir mungkin dia jadi pendian karna adaptasi dilingkungan pondok pesantren karena mengikuti aturan dan kegiatan di pondok pesantren.
Anak kami sempat menginap di rumah kami selama satu malam karena waktu izin dari pondok pesantren masih ada waktu satu hari lagi, pada waktu anak kami dengan kami dia tidak banyak bercerita kepada kami hanya bercerita biasa saja tapi lebih banyak diam saja dan badan nya demam.
Pada 14 September 2021 kami mengantar anak kami kembali ke pondok pesantren.
2 Oktober 2021 penjengukan kedua (2) kami datang ke pondok pesantren Al-falakiya bertemu dengan anak kami dan kami berbincang bincang selama kurang lebih 3 jam lama nya hanya pada saat itu kami melihat anak saya dalam kondisi Kurang sehat kondisi Badah nya panas tapi saya tetap berbincang sampai meninggu waktu penjengukan selesai.
Dalam waktu 2 Bulan anak kami di pondok pesantren saya sebagai orang tua nya selalu berkomunikasi dengan pengurus pondok pesantren lewat WA atau tlp WA untuk menanyakan kondisi dan kesehatan anak kami alhamdulilah selalu dijawab oleh pengurus tersebut dalam keadaan sehat dan tidak ada kejadian apapun.
Lanjut 27 Oktober 2021 kami dapat WA dari pengurus pondok pesantren inisial (szr) anak kami sakit demam dan pihak pondok pesantren meminta kami untuk menjemput pulang dan diberi waktu lima hari dari waktu penjemputan sampai kembali lagi kepondok pesantren untuk istirahat dirumah dan kami menjemput nya .
5 November 2021 sebelum diantar kembali ke pesantren barulah anak kami bercerita kepada keluarga setelah pada saat suhu badan nya panas dan terkadang anak kami merasakan sakit di dadanya karena sesak . Kami berpikir mungkin karna kecapean atau panas dalam saja, pada saat itu tiba tiba anak kami bercerita kepada kami dalam kondisi yg kurang baik.
menceritakan dengan sedih bawa pada saat waktu sebelum penanda tangan atau sidik jari ijazah SD ada kejadian di pondok pesantren sekitar jam 2 pagi sebelum subuh ada laki laki masuk kedalam kamar nya, pada saat itu dia terbangun karena merasa kasur tempat dia tidur seperti ada orang yg menginjak seperti berjalan dan dia terbangun dan melihat anak laki laki itu berlari dari kamar ketua kamar TP2c kearah kamar ketua kamar TP2b dan dia tertidur kembali karna dia pikir hanya mimpi saja, lalu dia terbangun kembali karena merasa ada yang menarik pakain dalam nya (bh) dari arah depan dan terbangun lalu menepis tangan orang tersebut mundur sambil mengangkat sarung nya berlari lalu menabrak lemari milik (R), (K),(F),dan satu lemari kosong,
Aetelah itu dia membetulkan pakaian dalam (bh) nya dan baju tidur nya yang sudah terbuka kancing hingga perut, pada saat laki laki itu mau lari mengangkat sarung nya tidak memakai celana dalam