Gubernur WH: Jalur Dampak Tsunami Berangsur Pulih

0
241

Penabanten.com Banten – Akses di sejumlah jalur dampak Tsunami Selat Sunda, yang menerjang kawasan pantai di wilayah Banten dikabarkan pada Senin (24/12/2018) mulai bisa dimasuki kendaraan evakuasi dan pengguna jalan umum.

Hari ini untuk wilayah Kecamatan Sumur sedang dilakukan pembersihan jalan. Akses di wilayah yang tercatat paling parah terkena dampak itu menurutnya hingga sekarang masih terus diupayakan untuk bisa dilewati.

“Saya sejak mendengar kabar peristiwa tsunami langsung memerintahkan kepada Dinas PUPR Banten supaya menurunkan eskavator dan alat berat lainnya ke lokasi bencana,” ucap Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) di lokasi bencana, Senin (24/12/2018).

Pasalnya kata WH, banyak jalan yang terputus lantaran adanya puing-puing kayu dan pohon yang tumbang. Ini akan mengganggu penguna jalan dan proses evakuasi korban. Karena itu kata dia, untuk mempercepat proses penyelesaian dampak bencana Pemprov Banten sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

“Selain dari Dinas PUPR, KemenPUPR, penangananakses jalan terputus juga dibantu dari pihak TNI dan lainnya,” tandas WH.

Sebelumnya akibat tsunami Selat Sunda Jalan raya penghubung antara Serang-Pandeglang di pesisir Pantai Anyer sampai ke kawasan Carita terputus.

Banyaknya puing-puing yang menghalangi jalan dari pantauan di lokasi juga berasal dari kayu-kayu dan material resort atau penginapan yang hancur diterjang akibat tsunami. Sehingga menyulitkan petugas dari BPBD dan Tim SAR mengevakuasi dan mengirimkan bantuan ke warga.

Baca Juga : Disdukcapil Bantu Identifikasi Korban Tsunami Anyer

Hadi Soeryadi Kadis PUPR Provinsi Banten kepada wartawan mengatakan, hari ini akses sejumlah jalan vital terkena dampak sudah ada yang bisa dilewati. Jalan itu menurutnya pasca tsunami tertutup puing dan pohonan tumbang.

Begitu juga untuk lokasi di kawasan Pantai Anyer dan Carita di Serang sebelumnya sudah mulai dibersihkan termasuk dengan vila-vilanya dan rumah warga yang hancur.

“Akses Citerup Tanjung Lesung juga sudah dibersihkan. Karena alat berat yang sudah diturunkan dari Dinas PUPR, TNI dan KemenPUPR dari kejadian awal sudah di lokasi. Ini buat mempermudah evakuasi juga,” ucapnya.

Sementara untuk lokasi yang termasuk paling parah terkena dampak tsunasmi di Kecamatan Sumur, Pandeglang, pada Sabtu (22/12/2018) Hadi mengaku sudah menurunkan 1 grup petugas, 2 Eskavator dan 2 dump truk.

Dari Dinas PUPR sendiri sudah diintruksikan gubernur untuk tetap stanby di lokasi bencana sampai semuanya selesai.

“PU Pusat juga mengirimkan alat ke daerah Sumur, Pandeglang. Karena arahan pak gubernur harus stanby dan terus berkoordinasi ke kementrian terkait. Kalau kita dari Dinas PUPR dari pukul 04:00 WIB, Minggu, 23-12-2018, pas kejadian sudah bikin tiga grup, dua grup di Carita dan 1 grup di daerah Panimbang,” ucapnya.

Di setiap grup kata Hadi ada 1 eskavator, 1 loader dan 2 dump truk. Tetapi ada 1 grup yang stanby di Pandeglang.
“Jalur Cilegon, Anyer, Labuan, Carita, Mandalawangi, Panimbang sudah bagus, yang Tanjung Lesung mudah-mudahan hari ini selesai,” tandas Kadis.

Sementara itu, data Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Banten sampai dengan pukul 12.00 WIB tanggal 24 Desember 2018 mencatat jumlah korban meninggal akibat bencana tersebut mencapai 276 orang. Sedangkan yang mengalami luka-luka sebanyak 783 orang dan 68 orang hilang, sebanyak 4.764 orang berada di pengungsian. Sementara itu, sebanyak 192 orang dalam proses evakuasi di sekitar wilayah Tanjung Lesung.

Sedangkan kerugian material mencapai 443 unit rumah, 10 unit kendaraan roda 4, 38 unit roda dua, 9 unit hotel rusak berat. Dan, disekitar wilayah Tanjung Lesung sebanyak 60 unit warung rusak berat. ( Red)

Tinggalkan Balasan