Adopsi Pendidikan Inggris, Jumlah SKS S1 Akan Dikurangi

Minggu, 2 Desember 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penabanten.com – Jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) pada jenjang sarjana dan diploma akan dikurangi. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi saat ini sedang mengkaji berapa jumlah maksimal SKS pada setiap jenjang tersebut. Menteri Ristekdikti Mohamad Nasir menyatakan, pengurangan SKS merupakan satu dari beragam cara untuk meningkatkan daya saing lulusan perguruan tinggi.

Menurut dia, jumlah 144 SKS pada jenjang sarjana dan 120 SKS untuk diploma terlalu banyak. Selain memberatkan mahasiswa, hal tersebut juga membebani jam mengajar dosen. Dosen kerap keteteran dalam membagi waktu untuk menjalankan fungsi pendidik dan peneliti. Kendati demikian, Nasir belum memastikan pengurangan SKS tersebut akan mulai diterapkan kapan.

“Saya kira 120 SKS untuk sarjana dan 90 SKS untuk jenjang diploma itu sudah cukup. Di negara-negara maju seperti Inggris, jumlahnya sekitar segitu. Nah, kami sekarang sedang mengkaji, apa mungkin bisa mencontoh Inggris dan diterapkan di perguruan tinggi kita,” kata Nasir dalam Seminar Nasional Kinerja 4 Tahun Kemenristekdikti di Universitas Diponegoro, Semarang, Jumat 30 November 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menuturkan, semua pejabat eselon 1 di lingkungan Kemenristekdikti sudah diminta melakukan pengkajian secara mendalam. Menurut dia, wacana pengurangan SKS ini akan disampaikan dalam forum resmi di sejumlah perguruan tinggi. “Nanti saya juga akan meninta pendapat para rektor dan akademisi lain di perguruan tinggi. Yang jelas, untuk meningkatkan competitivness, harus ada yang berubah, termasuk evaluasi beban mengajar dosen dan jumlah SKS ini,” kata mantan rektor terpilih Undip ini.

Ia menjelaskan, dengan mengurangi jumlaj SKS, biaya perkuliahan akan turun dan mahasiswa lebih fokus pada bidang keilmuan tertentu. Jumlah dosen dalam setiap program studi pun bisa dikurangi. “SKS terlalu banyak (mahasiswa) belajarnya jadi tidak fokus. Untuk membuka prodi baru juga nanti tak harus minimal 6 dosen, bisa jadi 5 dosen karena beban jam mengajar juga berkurang,” ujarnya.

Agar tak diberlakukan serentak
Dosen Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Sandi Jaya Saputra menilai, pengurangan SKS akan berjalan optimal dan berdampak signifikan terhadap kualitas pendidikan tinggi nasional. Dengan catatan, infrastruktur di semua kampus sudah merata. Menurut dia, pengurangan SKS membuat dosen banyak memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan penelitian.

“Tapi problemnya adalah kebijakan ini kan mengadopsi kuliah di luar negeri, contoh Inggris. Kalau di negara maju, semua infrastruktur penunjang pendidikan sudah memadai dan sistem seleksi masuk perguruan tinggi sesuai standar. Di Indonesia, kualitas mahasiswa yang masuk melalui SBMPTN sudah teruji bagus. Tapi yang jalur lain masih belum. Kondisi ini akan jadi kendala,” ujar Sandi

Sandi menilai, pengurangan SKS lebih baik tidak dilakukan serentak di semua kampus. Harus ada kampus percontohan yang mulai menerapkan lebih dulu. Kampus tersebut dipilih dari 10 besar atau yang sudah memiliki infrastruktur lengkap. “Karena banyak kampus kecil yang belum punya lab, padahal kalau SKS dikurangi, seperti di Inggris aktivitas mahasiswa di sana diarahkan untuk banyak praktik di lab,” ujarnya.

Ia menegaskan, wacana pengurangan SKS dan berdampak pada jam mengajar dosen pantas dicoba. Pasalnya, untuk meningkatkan daya saing sarjana, harus dilakukan dengan perubahan-perubahan yang mendasar seperi beban kerja dosen dan mahasiswa. “Saya pribadi happy, ya, karena akan memiliki banyak waktu untuk melakukan penelitian,” ucapnya.***

Berita Terkait

Diserbu Sekolah Negeri, AUM Pendidikan Muhammadiyah Tetap Jadi Magnet: PDM Cilegon Blusukan ke Cipondoh Jelang PPDB
Kelompok Belajar EL-Izza Lakukan Kunjungan Edukatif Ke Perpustakaan dan Damkar Kabupaten Tangerang
Ada Apa dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Serang? Surat Audiensi Penabanten.com Tak Kunjung Terjadwal
PGRI Taktakan Kota Serang Ucapkan Terima Kasih kepada Rumah Sakit Sari Asih
Mahasiswa dan Dosen Gelar PKM di SMK AtTaufiqiyyah Baros: Wujudkan Generasi SiapKerja di Era Industri Modern
SD Negeri Banjar Agung 1 Mengadakan Acara Mauludan Nabi Muhammad SAW
Warga Gelam Keluhkan Keberadaan Proyek Pembangunan SMAN 9 Kota Serang
Guru SMP Swasta Se-kabupaten Serang Usulkan Uang Insentif, Bupati Belum Tanggapi
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 24 Desember 2025 - 11:44 WIB

Diserbu Sekolah Negeri, AUM Pendidikan Muhammadiyah Tetap Jadi Magnet: PDM Cilegon Blusukan ke Cipondoh Jelang PPDB

Rabu, 24 Desember 2025 - 08:15 WIB

Kelompok Belajar EL-Izza Lakukan Kunjungan Edukatif Ke Perpustakaan dan Damkar Kabupaten Tangerang

Kamis, 18 Desember 2025 - 16:43 WIB

Ada Apa dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Serang? Surat Audiensi Penabanten.com Tak Kunjung Terjadwal

Selasa, 25 November 2025 - 09:50 WIB

PGRI Taktakan Kota Serang Ucapkan Terima Kasih kepada Rumah Sakit Sari Asih

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 13:41 WIB

Mahasiswa dan Dosen Gelar PKM di SMK AtTaufiqiyyah Baros: Wujudkan Generasi SiapKerja di Era Industri Modern

Sabtu, 6 September 2025 - 09:11 WIB

SD Negeri Banjar Agung 1 Mengadakan Acara Mauludan Nabi Muhammad SAW

Selasa, 26 Agustus 2025 - 14:22 WIB

Warga Gelam Keluhkan Keberadaan Proyek Pembangunan SMAN 9 Kota Serang

Rabu, 13 Agustus 2025 - 06:49 WIB

Guru SMP Swasta Se-kabupaten Serang Usulkan Uang Insentif, Bupati Belum Tanggapi

Berita Terbaru

ASDP

Jelang Tahun Baru, Arus Merak–Bakauheni Tetap Lancar

Senin, 29 Des 2025 - 05:58 WIB