Penabanten.com, Serang – Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah meninjau lokasi banjir di dua lokasi di Kecamatan Cikande, Jumat (3/1/2020). Tepatnya di Kampung Songgom, Desa Songgomjaya dan Desa Koper.
Tatu didampingi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Serang Fahmi Hakim, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang Nana Sukmana, Kapolres Serang AKBP Indra Gunawan, dan Dandim Serang Kolonel Inf Mudjiharto. Mereka tiba di Kampung Songgom, Desa Songgom Jaya sekira 09.45 WIB. Dengan cuaca hujan deras, tak menyurutkan Bupati Serang dan rombongan dengan rela hujan-hujanan untuk menemui korban banjir.
Sekitar dua puluh menit, hujan deras terus mengguyur Kampung Songgom yang sejak Rabu 1 Januari kemarin tergenang air hingga mata kaki. Menggunakan jas hujan dan sepatu boots berwarna orange, Bupati perempuan di Kabupaten Serang ini melanjutkan untuk meninjau lokasi banjir di Desa Koper, Kecamatan Cikande dengan jarak sekira dua kilometer dari lokasi pertama.
Turun dari mobil dinasnya, Tatu Kembali berjalan kaki untuk melihat langsung kondisi rumah warga yang masih terendam. Salah satu rumah tidak layak huni menjadi sasaran Tatu untuk meninjau kondisi rumahnya. Meski terendam air dengan ketinggian sebetis orang dewasa Tatu menerobosnya. Di dalam rumah Tatu berbincang dengan pemilik rumah yakni, Sanan dan Saniyah.
Usai meninjau, Tatu mengatakan, bencana banjir setiap tahun sering terjadi akibat meluapnya Sungai Cidurian sehingga harus ada pemecahan yang diawali dengan normalisasi dan revitalisasi. Bahkan Tatu mengaku, sudah berkomunikasi dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian (BBWSC3) meminta anggaran ke pemerintah pusat untuk menangani sedimentasi sungai di Kabupaten Serang.
“Air itu memang kiriman, tetapi ketika sungai bisa menampung dengan kedalaman yang cukup rasanya tidak akan langsung meluap, tapi ini langsung meluap. Jadi, sedimentasi yang ada di Kabupaten Serang ini persoalan intinya. Normalisasi dan revitaliasi sungai mendesak dilakukan,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Tatu, jika Sungai Cidurian direvitalisasi bukan hanya meminimalisasi melupanya air tetapi juga air bisa digunakan untuk pertanian, air baku, dan kebutuhan PDAM. “Jadi banyak fungsinya. Kalau untuk Sungai Ciujung sudah berjalan (normalisasi) dari dana ADB (Asian Development Bank),” terangnya.
Ketua PMI Kabupaten Serang Fahmi Hakim, berkomitmen akan mendorong Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian agar segera melakukan normalisasi kemudian juga revitalisasi. Karena salah penyebab bencana banjirbakibat terhambatnya saluran Sungai Cidurian. “Saya juga akan mengundang pihak balai dalam rapat terbatas DPRD Banten terkait normalisasi,” tegas Fahmi yang juga Wakil Ketua DPRD Banten.
Fahmi menilai, bencana banjir kerap terjadi di Cikande setiap tahun, salah satunya terhambatnya aliran Sungai Cidurian yang tersedimentasi. Sehingga BBWSC3 sebagai perwakilan dari Pemerintah Pusat bukan hanya berkewajiban melalukan normalisasi, juga revitalisasi sungai. “Karena ini aliran air turun dari Bogor dan Lebak, sehingga uraian dari sungai ini terhambat. Maka pihak balai besar harus segera turun,” tegas Fahmi.
Diketahui, terdapat empat kecamatan yang mengalami bencana banjir di Kabupaten Serang. Antara lain, Kecamatan Bojonegara, Kopo, Cikande, dan Puloampel. Semua lokasi bencana sudah ditangani oleh BPBD Kabupaten Serang bersama PMI, TNI-Polri, dan pihak lainnya. (Red)