Bejat, Empat Remaja Cabuli Gadis ABG Hingga Depresi

0
375

Penabanten.com, Tangerang – Nasib nahas menimpa bunga, nama samaran gadis berusia 14 tahun asal Kecamatan Gunung Kaler. Korban yang baru mau masuk SMA ini menjadi korban pencabulan yang diduga dilakukan lima orang pria, saat pulang kondangan di sebuah rumah kosong. Akibatnya korban menderita depresi berat. Polisi yang mendapatkan laporan tindak kejahatan asusila ini langsung memburu lima orang pelaku tersebut.

Sarmani, orang tua korban mengatakan, musibah yang menimpah putri bungsunya itu terjadi tanggal 23 Juni lalu. Saat itu korban hendak pulang ke rumah diantar oleh pria berinisial HR dari lokasi pesta pernikahan di Desa Kemuning, Kecamatan Gunung Kaler. Kata dia, HR juga diduga sebagai salah satu dari lima pelaku pencabulan korban.

“Awalnya putri saya diantar oleh temannya bernama Fikri ke lokasi pesta pernikahan di Desa Kemuning, Kecamatan Gunung Kaler. Namun sesampainya di lokasi mereka terpisah. Lalu karena takut terlalu malam, Bunga memilih untuk segera pulang. Kebetulan di lokasi ada HR dan memaksa ingin mengantarkan Bunga untuk pulang ke rumah. Namun bukannya diantar ke rumah, Bunga justru dibawa ke bangunan kosong di wilayah Kemuning,” ucap Sarmani, Sabtu (6/7/2019).

Sesampainya di bangunan kosong tersebut, kata Sarmani, ada 4 orang lelaki yang sudah menunggu. Namun tiga diantaranya belum diketahui identitasnya. Bahkan korban pun tidak mengenalnya.

“Menurut pengakuan putri saya, ada lima laki-laki yang melakukan perbuatan tidak senonoh kepadanya. Namun yang dikenali hanya HR dan SI. Sementara tiga orang lagi tidak kenal katanya. Anak saya mengalami luka sobekan pecahan gelas di tangan kanan, serta memar di tangan kiri-kanannya karena mencoba melawan saat hendak diperkosa,” jelasnya.

Sarmani mengungkapkan, bahwa korban mengalami depresi berat setelah peristiwa tersebut. Bahkan sampai memilih tidak ingin keluar rumah. Pihak keluarga berharap pelaku bisa dihukum dengan berat, karena sudah merusak masa depan korban.

“Saya sangat khawatir dan takut pikirannya terganggu akibat peristiwa ini. Dia (korban) sudah sempat saya bawa ke Puskesmas, lalu ke orang pintar supaya pikirannya tidak apa-apa, karena sebelumnya melamun diam saja, diajak ngobrol juga (diam). Saya minta kepada pihak yang berwajib agar para pelaku bisa diberikan hukuman yang setimpal, karena masa depan anak saya sudah dihancurkan,” harapnya.

Sementara itu, Sekretaris Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kabupaten Tangerang, Nadli Rotun mengatakan, pihaknya akan mendatangi pihak keluarga untuk membawa korban ke psikolog.

“Karena mengalami trauma berat maka harus dikonseling. Nanti saya akan lihat, jika korban mengalami luka-luka maka akan kami bawa ke RS dulu. Semuanya kami yang akan membiayai,” ucapnya. (Arab)

Tinggalkan Balasan