Penabanten.com – LEBAK, Polres Lebak bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) melakukan sosialisasi tentang pemahaman bahaya korupsi kepada generasi Milenial. Hal tersebut dikatakan saat melakukan Ngobrol Santai (Ngobras) Hari Anti Korupsi di Caffe Cak Alif depan Kampus La Tanza Masiro By Pas Kamis 9 Desember 2021.
“Dua hal yang harus dilakukan generasi milenial dalam gerakan Anti Korupsi. Pertama, lawan korupsi. Kedua, meningkatkan kompetensi diri dan terus berkarya. Kaum muda harus terus meninggikan standar moral pribadi, komunitas dan publiknya.”ucap Kanit Tindak Pidana Korupsi Polres Lebak, IPDA Putu Ari Sanjaya saat Ngobrol Santai tentang Hari Anti Korupsi yang diadakan DPD Pospera Banten, Kamis 9 Desember 2021.
Putu menyebut, kelompok anak muda bisa menjadi sebuah harapan bagi perubahan Indonesia di masa yang akan datang. Putu memberikan prasyarat, bahwa harapan itu akan menjadi kenyataan, asalkan nilai antikorupsi terus dirawat dan disebarluaskan kepada anak muda lain.
“Jadi jangan sampai generasi muda masuk ke dalam ruang dimana korupsi dilakukan berjamaah. Saat ini korupsi yang dilakukan semakin berkembang mulai dari modus mark up, potongan, suap, sampai pada tingkat mempengaruhi kebijakan.”tutur Putu.
Pria berpangkat balok satu dipundak tersebut berharap, dalam memerangi korupsi tak hanya tergantung terhadap aparat pemerintah saja. Namun, kata Putu, seluluh lapisan masyarakat khususnya generasi milenial sangat berperan penting sebagai penerus bangsa di masa depan.
“Polres Lebak pada intinya mengajak semua pihak khususnya anak-anak muda untuk ikut aktif dalam melakukan pemahaman dan pencegahan tentang korupsi.”beber Putu.
Sebelumnya, Polres Lebak baru saja menangkap eks Kepala Desa (Kades) Pasindangan. Dia diduga melakukan tindak pidana korupsi pendistribusian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari anggaran dana Desa Pasindangan tahun 2021.
Di tempat yang bersamaan, Anggota DPRD Lebak dari Fraksi Nasdem, Medi Juanda mengatakan bahwa genererasi Milenial harus dan wajib menjadi ujung tombak dalam memerangi korupsi. Kata Medi, korupsi terjadi karena adanya kesempatan dan moral dari pelaku orang itu sendiri.
“Saya yakin kalau generasi milenial dapat menjadi pelopor dalam memerangi kejahatan korupsi yang dimulai dari diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungan sekitar untuk Indonesia yang lebih baik lagi dimasa mendatang,”jelas Medi.
Dikatakan Medi, masih banyaknya aksi korupsi di Indonesia bukan disebabkan karena tidak cakapnya aparat penegak hukum dalam menangani kasus tersebut. Namun, korupsi masih ada karena buruknya sifat individu itu sendiri.
“Korupsi disebabkan adanya karakter atau moral buruk dari individu yang berada dalam organisasi. Banyak individu yang baru saja masuk ke dalam sebuah organisasi, perusahaan maupun pemerintahan dan lembaga, mereka tak dapat menyesuaikan diri dengan budaya positif yang ada di dalam tempat tersebut.”beber Medi dengan menjelaskan secara gamblang.
Menurut Medi, korupsi berawal dari pola pikir individu itu sendiri yang ingin melakukan suatu tindakan yang salah. Sehingga, ketika mereka sudah terbiasa melakukan kesalahan tersebut, tanpa mereka sadari pola pikir mereka telah terkontaminasi.
“Mindset itu kemudian berubah menjadi kebiasaan atau kebudayaan untuk melakukan hal yang salah,”tutup Medi.
Untuk diketahui, Kegiatan Ngobrol Santai tersebut diadakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Banten. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai momentum Peringatan Hari Anti Korupsi.