Paguyuban Nelayan Teluk Keluhkan Lambannya Bantuan Dari Pemerintah

0
362

Penabanten.com, Pandeglang – Masyarakat nelayan di Desa Teluk Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang yang tergabung dalam Paguyuban Nelayan Teluk, mengeluhkan lambannya bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki atau mengganti perahu mereka, yang rusak pasca bencana Tsunami Selat Sunda yang terjadi akhir tahun lalu.

Kepada penabanten.com, Ketua Paguyuban Nelayan Desa Teluk, Sopian Suryadi atau yang lebih akrab dipanggil dengan nama Otang mengaku, hingga sekarang masyarakat nelayan belum menerima bantuan dari pemerintah untuk mengganti ataupun untuk memperbaiki perahunya.

“Di Desa Teluk, masyarakat nelayan pasca bencana Tsunami Selat Sunda, sangat terpuruk kehidupannya. Karena, untuk mencari nafkah mencari ikan, perahu nelayan belum bisa digunakan. Sesuai laporan yang masuk ke Posko kami Paguyuban Nelayan, sekitar 70 Buah perahu nelayan hilang,” ungkapnya kepada awak media usai melaksanakan acara Deklarasi Pemenangan kepada Capres 01, Sabtu, (16/03/19).

Lebih lanjut, Otang mengatakan, belum lagi perahu yang rusak dan hancur berat, yang sekarang sedang diperbaiki ada sekitar 100 Buah perahu.

“Belum lagi perahu yang rusak berat, ada sekitar 100 Buah perahu yang sekarang sedang dalam perbaikan dengan biaya seadanya,” tambahnya.

Baca Juga : Preservasi Dan Pelebaran Jalan Pasauran – Cibaliung “Disoal”

“Sampai sekarang, kami kaum nelayan, belum menerima bantuan dari pemerintah. Baik untuk perbaikan, ataupun untuk penggantian perahu kami. Kendati, pemerintah gembar gembor akan memberikan perahu kepada nelayan korban Tsunami. Seminggu pasca bencana Tsunami, kami sudah melaporkan dan meminta bantuan. Akan tetapi, hingga sekarang, belum ada respon,” tambahnya.

“Baru kemarin ada informasi, katanya akan ada bantuan dari BUMN dan Kementrian. Namun seperti apa bantuannya, kami belum tahu. Karena sampai hari ini belum ada kabarnya lagi, saya bicara apa adanya,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Desa Teluk Endin Fahrudin membenarkan, pasca bencana Tsunami, perahu milik warga masyarakatnya, banyak yang rusak.

“Memang, pasca bencana Tsunami Selat Sunda, masyarakat nelayan di Desa Teluk yang paling terdampak. Selain hunian mereka hancur, perahu sebagai alat untuk mencari nafkah pun mengalami kerusakan parah. Dan hingga kini, kondisinya masih banyak yang rusak tidak bisa dipergunakan. Namun demikian, kami sudah berupaya untuk membantu melalui Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi bahkan kepada Pemerintah Pusat. Mudah mudahan saja, pemerintah nanti bisa membantu,” pungkasnya. (Yung/m4n).

Tinggalkan Balasan