Penabanten.com, Kota Tangerang – Lagi-lagi banyak keluhan yang dialami oleh masyarakat khususnya dalam bidang pelayanan serta fasilitas kesehatan yang terdiri dibeberapa Rumah Sakit yang ada Kota Tangerang. Selasa (19/02/19).
Hal itu serupa, ketika Forum Aksi Mahasiswa (FAM) Tangerang mendapati laporan atas pengaduan masyarakat terkait sulitnya akses mendapatkan kesehatan.
Rosyid Warisman, selaku Sekjen FAM Tangerang membenarkan atas adanya pengaduan masyarakat yang mana merasakan dipersulit dalam mendapatkan jaminan kesehatan di Kota Tangerang.
“Iya, kami mendapati laporan atas pengaduan masyarakat dalam permasalahan kesehatan yang ada di Kota Tangerang. Masyarakat banyak mengeluhkan atas fasilitas serta pelayanan dari pihak rumah sakit yang tidak mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan juga Rumah Sakit condong bersikap diskriminatif terhadap masyarakat tidak mampu khususnya”. Ujar Rosyid saat melakukan pendamping dan pengadvokasian.
Menurutnya, Pemkot Tangerang beserta jajarannya seakan tidak serius dalam menangani serta memberikan hak-hak jaminan kesehatan kepada masyarakatnya, hal itu terbukti ketika banyak Rumah Sakit yang ada di Kota Tangerang seringkali menolak pasien dengan alasan kamar penuh dan kesediaan alat.
“Apa sih yang menjadikan kendala dari sang pemangku kebijakan dan si pembuat regulasi dalam menangani setiap permasalahan masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan. Padahal tahun lalu anggaran untuk kesehatan sendiri ditambahkan sebesar tiga puluh milyar rupiah, tapi mengapa banyak keluhan yang kami terima saat melakukan pendampingan pengadvokasian masyarakat”. Tambahnya.
Baca Juga : Masyarakat Belum Memiliki BPJS, Ini Upaya Gubernur Banten
Seraya dengan Rosyid. Shandi selaku ketua CC Kampus UMT yang beberapa kesempatan lalu menjadi Humas Aksi FAM Tangerang menyebutkan, Bahwasanya Pemkot Tangerang memang tidak mempunyai nurani dan lebih condong melanggengkan kekuasaannya dengan menjaga bisnis rumah sakitnya.
“Hari ini Pemkot Tangerang dirasa tidak serius dalam menangi permasalahan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan. Seharusnya Pemkot Tangerang yang notabane nya seorang Pemimpin, harus ikut serta merasakan apa yang masyarakatnya rasakan, bukan malah mencari keuntungan pribadi dengan bisnis rumah sakitnya dan membiarkan masyarakatnya susah”. Tegas shandi.
Ia menambahkan, seminggu pasca aksi berdarah 30 januari silam FAM TANGERANG berkirim surat untuk audensi dengan pemkot tangerang dengan bahasan pembentukan dewan kesehatan karena persoalan yang berkaitan dengan kesehatan sudah sangat krodit akan tetapi sampai hari ini pemkot tangerang belum memberikan konfirmasi,
“Pemkot Tangerang memang harus diawasi serta dikontrol kerjanya. Salah satunya kami menuntut agar dibentuknya Dewan Kesehatan, dalam proses pembentukan Dewan Kesehatan kami dari kalangan Akedemisi harus dilibatkan sebagaimana peran dan tugas kami sebagai Agent Pengawasan dan Agent Perubahan. Kami tidak ingin kedepannya ada masyarakat merasakan kesusahan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan”. Tutupnya. (id/end)