penabanten.com, Pandeglang – Agen Gas elpiji bersubsidi 3 kilogram (kg) di tahun 2022 dan 2023 marak bermunculan di Pandeglang, bahkan kurangnya pengawasan PT. Pertamina (Persero), sehingga kerap menjadi sarang bandit bagi para pengusaha nakal.
Dalam pelaksanaannya, agen gas elpiji yang menyuplai kebutuhan gas untuk masyarakat dinilai masih terkatung – katung, bahkan jikapun tersedia, harga pertabungnya masih tergolong tinggi.Hal itu dikatakan ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Media Online Indonesia Kabupaten Pandeglang, Hadi Isron. Rabu (21/6/2023).
Hadi Isron menilai persoalan gas bukan lagi persoalan sekunder akan tetapi telah menjadi persoalan primer. Langkanya gas elpiji 3 kg subsidi pemerintah beberapa pekan lalu harus menjadi bahan perhatian bagi aparat kepolisian dan pihak pemerintah
“Kelangkaan gas subsidi harusnya menjadi atensi pemerintah dan kepolisian untuk melakukan pengawasan dan penindakan tegas terhadap agen gas elpiji yang melakukan kecurangan dan pelanggaran,” tegasnya.
Menurut Isron, maraknya agen gas elpiji bermunculan ditahun 2022 dan 2023 ini, mesti dijadikan tanda tanya dan perhatian bagi kita semuanya, sebab dengan adanya agen baru yang berdiri ditahun 2022 dan 2023 ini kelangkaan masih tetap dirasakan oleh masyarakat Pandeglang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dia mengatakan ditahun 2022 bulan Juli Kabupaten Pandeglang telah memiliki agen elpiji sebanyak 19 agen dengan jumlah pangkalan 593 pangkalan, yang sebelumnya hanya 14 agen, bahkan kini ditahun 2023 agen gas elpiji terus bertambah.
“Yang menjadi pertanyaan saya apakah di Pandeglang tahun 2022 dan 2023 ada penambahan volume kebutuhan, lantas apakah Pandeglang masih punya dropingan atau fakultatif setelah banyaknya agen gas yang baru,” tanyanya.
Isron juga menyinggung perihal adanya dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh salah satu SPBE yang ada di Pandeglang, dia mengaku telah mendengar kabar burung yang masuk kepada dirinya, yakni pihak SPBE telah bekerja sama dengan oknum untuk melakukan kerugian terhadap Pertamina.
” Seperti Gen kata gaulnya kopi pait dan pengisian tabung yang dibeli diluar gerem Pertamina, yang biasanya memiliki sebutan tabung jablay. Hal itu harus menjadi perhatian pihak kepolisian dan pemerintah, agar peredaran tabung resmi tidak disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” tegas dia menambahkan.
Dengan maraknya agen gas elpiji yang baru bermunculan ini, sudah tentu kata, Isron, akan banyak pangkalan pangkalan baru juga yang berdiri di Pandeglang dan akan adanya dugaan setoran kepada pihak Pertamina untuk biaya nik registrasi pangkalan.
” Saya melihat selembaran surat yang berisi surat pemberitahuan bagi masyarakat yang ingin menjadi pangkalan gas, dari PT Banten Karya Sukses sebagai Agen Gas 3 Kg, dia menyampaikan ada biaya yang harus dikeluarkan seperti biaya pembelian 100 tabung dengan nilai 20juta rupiah, biaya NIK Registrasi Pertamina 15juta rupiah, dan biaya administrasi dan royalti keperusahan 15 juta rupiah,” jelasnya.
Isron menyebutkan memang menjadi agen elpiji biaya cukup besar, yang menjadi pertanyaan dirinya yakni adalah soal biaya NIK Registrasi Pertamina senilai 15juta rupiah, artinya, kata Isron, dengan banyaknya agen gas elpiji baru tentunya banyak pangkalan yang berdiri.
“Kalau dikalikan 15 juta rupiah untuk pangkalan gas baru berapa yang masuk ke pihak Pertamina, mungkin karena itu Pertamina memberikan keleluasaan berdirinya agen gas baru di Pandeglang,” cetusnya.
Sementara itu dihubungi terpisah yakni Tb. Haruji Hermawan selaku Kabid Indag Kabupaten Pandeglang, dirinya mengatakan belum ada laporan dari Hiswana Migas Banten.
” Maaf baru balas, untuk lebih jelasnya tanya ke Hiswana migas untuk saat ini belum ada laporan mt ke kita,” ucap dia singkat.
Terpisah, Sales Branch Manager (SBM) Pertamina Kabupaten Pandeglang dan Lebak, saat hendak dikongirmasi yakni Ahmad Rifqi Maemun juga namun sayangnya enggan menanggapi perihal pertanyaan wartawan.
Akibatnya hingga berita ini dikirim ke redaksi. Wartawan belum mendapatkan tanggapan apapun dari pihak SBM Pertamina.