Penabanten.com, Banten – Gubernur Banten Andra Soni mengatakan, Pemerintah Provinsi Banten berupaya meningkatkan produksi jagung melalui Program Kanan Kiri Jalan Tol (KAKIJATOL) Tanam Jagung. Upaya meningkatkan ketahan pangan dan menangkap potensi jagung di Provinsi Banten.
Hal itu disampaikan Andra Soni usai menerima kunjungan Dewan Jagung Nasional beserta sejumlah pihak dari dari industri pakan ternak di Gedung Negara Provinsi Banten, Jl Brigjen KH Syam’un No.5, Kota Serang, Jumat (13/6/2025).
“Alhamdulillah hari ini saya bersilaturahmi dengan Dewan Jagung Nasional dalam rangka berdiskusi tentang pengembangan jagung di Provinsi Banten,” ungkap Andra Soni.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Andra Soni menyampaikan peningkatan produksi jagung tersebut juga dalam rangka menangkap peluang dalam kesejahteraan para petani. Setidaknya terdapat 16 perusahaan pakan ternak yang bahan bakunya jagung yang berada di Provinsi Banten.
“Dari data yang kita punya, bahwa Provinsi Banten baru menyuplai 3,3 persen dari kebutuhan industri itu. Maka ini peluang bagi Provinsi Banten. Bagi ketahanan pangan di Provinsi Banten serta peluang juga untuk kesejahteraan petani di Provinsi Banten,” jelasnya.
Untuk mencapai hal itu, lanjut Andra Soni, pihaknya terus melakukan sinergitas dengan seluruh pihak. Dirinya meyakini dalam waktu tidak lama Provinsi Banten akan masif melakukan penanaman jagung, khususnya dalam pemanfaatan lahan yang selama ini belum dioptimalkan.
“Kami juga berencana untuk program menanam jagung di kanan kiri jalan tol. Itu sebagai bagian dari upaya kita membangun semangat. Membangun keyakinan bahwa ketahanan pangan merupakan sebuah keharusan, dan segala potensi akan kita optimalkan,” imbuhnya.
Sementara Sekretaris Jenderal Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola menuturkan, Provinsi Banten memiliki potensi yang besar dalam produksi jagung serta didukung dengan jumlah industri pakan ternak.
“Dengan Pak Gubernur sekarang dan stakeholder yang saya bawa, semangat itu muncul. Kita harus menciptakan jagung di Provinsi Banten untuk pabrik yang banyak. Semangatnya itu,” ujarnya.
Dikatakan, pihaknya juga mendukung program penanaman jagung di kanan kiri jalan tol serta pemanfaatan lahan dalam rangka peningkatan produksi jagung di Provinsi Banten.
“Dan itu sudah diamini oleh pabrik pakan yang hadir di pertemuan ini untuk siap membeli, karena kualitasnya akan bagus lantaran dekat. Mudah-mudahan cita-cita Pak Gubernur mengembangkan jagung dapat terwujud dalam waktu dekat,” katanya.
Pada kesempatan itu, Maxdeyul Sola berharap potensi tersebut dapat ditangkap oleh para petani, terlebih harga jagung saat ini cukup baik sekitar Rp5.500 di pabrik.
“Dengan cost produksi hanya Rp15 juta paling tinggi, kalau dia (petani, red) menghasilkan 8 ton itu sudah Rp40 juta. Berapa untungnya, itu baru dari jagungnya,” imbuhnya.
Selain jagungnya, kata Maxdeyul Sola, pemanfaatan batang daun jagung yang masih hijau juga dapat dimanfaatkan untuk bahan pakan sapi. Jadi tidak ada lagi batang tersebut dibuang-buang, tetapi dapat dimanfaatkan.
“Banyak sekali hal-hal yang bisa digerakkan dari jagung. Jadi bukan hanya pabrik pakan ayam. Tetapi juga nanti produksi sapi di Produksi Banten ini akan meningkat,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten Agus M Tauchid menuturkan, peluang besar peningkatan produksi jagung harus ditangkap dengan sebaik mungkin. Untuk kebutuhan jagung di Provinsi Banten mencapai 4.000 ton per harinya untuk sektor industri pakan ternak.
Dikatakan, saat ini produksi jagung di Provinsi Banten saat ini baru mencapai sekitar 120.000 ton per tahun. Sehingga dengan program penanaman jagung di kanan kiri jalan tol tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi jagung di Provinsi Banten.
“Untuk tahap awal di kaki jalan tol itu dari rest area Balaraja sampai rest area Serang Timur. Kalau ini berhasil kita akan masuk ke daerah darat (perkebunan, red), misalnya sekali dan nanti kembali ke sawah pada musim ke-3,” jelasnya.
“Intinya jagung tidak mengganggu produksi padi, karena pola tanam yang di wilayah Utara Banten itu padi-padi dan palawija. Jadi tidak ada yang dihilangkan dan dikorbankan,” pungkasnya