Bapak Dipenjarakan Anak Kandungnya, Kini Polsek Tigaraksa Digugat

Sabtu, 13 Januari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penabanten.com, Kabupaten Tangerang, Berawal menasehati anak kandung perempuannya yang suka mabok-mabokan disekolah, lantaran tidak terima, kini Willyansyah selaku ayah kandungnya dijebloskan di penjara Polsek Tigaraksa, Sabtu, (13/1/2023).

Sebelumnya Ayah kandung anak tersebut sering mendapatkan aduan dari masyarakat terkait perbuatan anaknya yang tidak baik, sehingga kewajiban seorang ayah adalah menasehati. Namun dengan tuduhan yang berbeda yaitu dugaan melakukan kekerasan yang sehingga Polsek Tigaraksa menerima laporan dari Cinta Yulia Artika selaku anak kandungnya atas dorongan dari Wiwin ( mantan istri-red) selaku Ibu Kandung, kini Ayah kandungnya masuk penjara.

Dengan adanya kejadian tersebut kini Edi Sukana selaku kakek telah melakukan gugatan terhadap Polsek Tigaraksa di Pengadilan Negeri Tangerang dengan Nomor Perkara : 27/Pdt. G/2024.PN. Tangerang.

Edi Sukana sebagai kakek yang didampingi Iwan Setiawan selaku Kuasa Hukum dari Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Perjuangan Anak Negeri (YLPK-Perari) meminta pertanggungjawaban atas akibat atau dampak yang timbul dari fitnah/ Laporan Palsu.

” Kami meminta pertanggung jawaban dari Polsek Tigaraksa atas diterimanya laporan dari keterangan palsu tersebut,” ucapnya.

Menurutnya bahwa Polsek Tigaraksa telah melanggar ketentuan pasal 220 Kitab Undang-undang hukum pidana (KUHP) yang mana sudah masuk salah satu unsur.

” Adanya subyek hukum atau orang yang melakukan.
Melakukan perbuatan berupa pemberitahuan atau mengadukan suatu perbuatan pidana.
Perbuatan pidana yang diberitahukan atau diadukan dilakukan tidak dilakukan atau tidak terjadi.
Sanksi atas perbuatan tersebut yaitu ancaman pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan,” ujarnya.

Selain Polsek Tigaraksa, menurut Iwan bahwa Polresta Tangerang juga ikut menjadi turut tergugat dengan dasar mengabaikan pasal 220 Kitab Undang-undang hukum pidana (KUHP).

” Adanya subyek hukum atau orang yang melakukan.
Melakukan perbuatan berupa pemberitahuan atau mengadukan suatu perbuatan pidana.
Perbuatan pidana yang diberitahukan atau diadukan dilakukan tidak dilakukan atau tau tidak terjadi,” tuturnya.

Menurut Iwan bahwa laporan tersebut adalah fitnah.

” Ayahnya tidak pernah melakukan tindak Pidana kekerasa terhadap anaknya sendiri,” cetusnya.

Iwan meminta agar kejadian ini jangan sampai dialami oleh masyarakat lain. Dan meminta berharap kepada Kemenko Polhukam dan Presiden Republik Indonesia agar memberikan sanksi kepada APH yang telah lalai dalam menjalankan tugas.

” Jangan sampai masyarakat lain mengalami hal seperti ini,” tuturnya.

Iwan juga mengatakan bahwa jika Pengadilan Negeri Tangerang juga ikut menjadi turut tergugat.

” Maksud dan tujuan Willyansyah dan Edi Sukana melakukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) ini pada Pengadilan Negeri Tangerang agar bisa mendapatkan Keadilan yang seadil-adilnya sebagai Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berhak mendapatkan Perlindungan sebagaimana Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28G.

Menurut Iwan Setiawan bahwa Hukum di Negeri ini hanya sebuah ajang mencari uang namun nyatanya tidak mengedepankan azas musyawarah dan mufakat.

” seharusnya Polsek Tigaraksa Bisa menasehati dahulu, Bapak mengajari anak kok masuk Penjara, sudah kacau negeri ini,” Imbuhnya.

Sampai berita ini terbit beberapa pihak yang terkait belum dapat dihubungi.

Maulana/ Tim

Berita Terkait

Catatan Akhir Tahun: Lesman Bangun Dorong Penguatan Media Siber dan Profesionalisme Pers di Banten
Konsolidasi Tanah Buahkan Hasil: Lingkungan Asri, Harga Tanah Naik Tiga Kali Lipat
Langgar Jam Operasional dan Akibatkan Kecelakaan, Warga Cisoka Hadang Puluhan Truk Tanah
Peresmian Kantor Tabloid Tipikor Dirangkai dengan Santunan Anak Yatim Piatu dan Dhuafa
Targetkan 5 Emas, Atlet CMB Siap Bertanding di Kejuaraan RTC CUP 5 Banten
Hiburan Malam, Pajak, dan Harga Sosial yang Harus Dibayar Kota Serang
Membantah Janji Manis Pengelolaan Sampah di Cilowong
Soto Ayam Khas Plered Purwakarta, Terlahir Tahun 1928

Berita Terkait

Jumat, 19 Desember 2025 - 21:16 WIB

Catatan Akhir Tahun: Lesman Bangun Dorong Penguatan Media Siber dan Profesionalisme Pers di Banten

Jumat, 19 Desember 2025 - 20:01 WIB

Konsolidasi Tanah Buahkan Hasil: Lingkungan Asri, Harga Tanah Naik Tiga Kali Lipat

Jumat, 19 Desember 2025 - 08:42 WIB

Langgar Jam Operasional dan Akibatkan Kecelakaan, Warga Cisoka Hadang Puluhan Truk Tanah

Kamis, 18 Desember 2025 - 09:00 WIB

Peresmian Kantor Tabloid Tipikor Dirangkai dengan Santunan Anak Yatim Piatu dan Dhuafa

Selasa, 16 Desember 2025 - 18:38 WIB

Targetkan 5 Emas, Atlet CMB Siap Bertanding di Kejuaraan RTC CUP 5 Banten

Selasa, 16 Desember 2025 - 17:03 WIB

Hiburan Malam, Pajak, dan Harga Sosial yang Harus Dibayar Kota Serang

Selasa, 16 Desember 2025 - 08:56 WIB

Membantah Janji Manis Pengelolaan Sampah di Cilowong

Senin, 15 Desember 2025 - 20:22 WIB

Soto Ayam Khas Plered Purwakarta, Terlahir Tahun 1928

Berita Terbaru

Gubernur Banten

Gubernur Andra Soni Dorong Seluruh Pemda Pindahkan RKUD ke Bank Banten

Jumat, 19 Des 2025 - 06:06 WIB