Yariani Pilih tidak Sekolah lagi Di SMA Negeri 2 Kabanjahe karna trauma bullyian dari teman-teman sekolah

0
157

Penabanten.com Karo – Kasus perundungan (bullying) masih marak terjadi di dunia pendidikan di Indonesia. perundungan atau bullying kembali terjadi di kalangan pelajar SMA N 2 Kabanjahe Kab. Karo ( Sumut ),

Kasus terakhir yang mencuat, seorang siswi kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kab. Kabanjahe, Sumatera Utara diduga menjadi korban bullying oleh teman-temannya di sekolah.

Begitu juga yang di alami oleh Yariani sehingga punya cita-cita besar sementara, harus menggantungkan harapannya karena ia tidak lagi mau mengikuti proses belajar mengajar di SMA Negeri 2 Kabanjahe akibat kerap dibully teman sekelasnya.

Yariani saat ditemui Tim awak media di rumah sepupunya di sekitar jalan Veteran Kabanjahe Selasa(07/06/23)berlinang air mata menuturkan bahwa awalnya saya sangat senang bisa diterima sebagai siswi di SMA N 2 Kabanjahe, karena memang sejak duduk bangku SMP saya berusaha supaya dapat meraih juara kelas agar bisa masuk ke SMA N 2 Kabanjahe ,namun saya tidak menyangka bakal mendapatkan perlakuan bullyan yang luar biasa oleh teman-teman sekolah sehingga saya memutuskan untuk tidak sekolah lagi. Tutur Yariani

“Sempat mengikuti proses belajar selama kurang lebih 4 bulan di SMA N 2 Kabanjahe, saya sangat senang bisa belajar bersama dengan teman-teman untuk menggapai cita-cita saya, namun ketika saya mulai mendapatkan cemoohan dari teman sekelas saya memilih berhenti karena tidak tahan mendengarkan cemoohan setiap harinya,”tutur Yariani berlinang air mata.

Ketika ditanya apakah pernah melaporkan ke pihak sekolah,Yariani mengaku tidak berani karena takut malah akan di marahi.Yariani juga mengaku tidak pernah ditanya pihak sekolah mengapa ia tidak sekolah lagi dan hanya mendapatkan surat panggilan dan surat yang menyatakan bahwa ia telah dikeluarkan dari sekolah.

“Saya tidak berani melapor ke guru pak,takutnya malah kena marah,sejak saya tidak masuk sekolah lagi juga tidak pernah ada guru atau teman sekelas yang datang menanyakan kenapa saya tidak sekolah lagi,’tutur Yani.

Yani sangat trauma akibat bullyian yang dialaminya dan berharap agar kedepannya kejadian yang menimpanya tidak dialami pelajar lainyanya karena menurutnya sangat berpengaruh pada mental orang yang di buly.

“Hampir setiap hari saya dibuly,teman-teman kalau memanggil saya ‘Woi Nias’,yang awalnya itu terjadi ketika mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materinya tentang kesukuan,sejak saat itu teman sekelas saya tidak pernah memanggil namanya saya dan selalu bilang hei Nias sama saya pak.”Saya berharap kejadian ini cukuplah hanya terjadi pada saya dan tidak menimpa pelajar lainnya, karena mental saya cukup tergganggu bahkan saya merasa seolah tidak ada yang simpati pada saya seperti tidak ada yang bersahabat,”urai Yariani bersedih seraya berkata ia tidak akan mau lagi datang SMA N 2 Kabanjahe karena trauma yang dialaminya.

Sementara itu Lesman Tarigan selaku kepala sekolah SMA N 2 Kabanjahe saat dikonfirmasi via aplikasi WhatsApp membantah pernah terjadi bully terhadap salah satu pelajarnya yang sudah tidak mau lagi sekolah di SMA N 2 Kabanjahe.

“Kami sudah tanyakan ke teman sekelasnya dan juga ke guru BP,mereka menyatakan kalau yang bersangkutan tidak pernah di-bully”,jawab Lesman.

( Ateng / team )

Tinggalkan Balasan