Warga Junti Minta Manajemen PT IMCP Pecat HRD, Diduga Menerima Uang Masuk Kerja 1,5 Juta

0
663

Penabanten.com, – Kabupaten Serang | Dimasa pandemi covid 19 yang melanda seluruh perusahaan yang ada di wilayah Indonesia, salah satunya PT IMCP yang ada didesa Junti Kecamatan Jawilan Kabupaten Serang Banten, dimana perusahaan tersebut mengalami pengurangan karyawan akibat dampak dari covid 19 ini, Namun Fakta Covid-19 tersebut masih dimanfaatkan oleh segelintir orang yang mencari keuntungan dari penerimaan Karyawan di perusahaan tersebut dengan angka yang fantastis, dari tangan ke tangan sehingga melibatkan manajemen HRD perusahaan ikut menerima uang masuk untuk kerja sebesar 1,5 Juta, tetapi jika calon pekerja tersebut tidak lulus TES, kemungkinan uang tersebut dikembalikan sesuai mekanisme tangan ke tangan juga.

Diduga Kata-kata yang keluar langsung oleh BGS selaku HRD dihadapan beberapa awak media mengakui bahwa dirinya tidak menerima uang sebesar apa yang di keluarkan calon pekerja yang nilainya sampai jutaan.

“Saya tidak menerima uang sebesar itu, saya hanya menerima 1,5 juta saja, dan uang itu sudah saya kembalikan kepada seseorang yaitu H.Mhmd, ” Ucap BGS, di PT IMCP jalan kawasan Budi texsindo Desa Junti Kecamatan Jawilan Kabupaten Serang, Senin 22/2/2021.

Sambung BGS sebaiknya setelah H.Mhmd tersebut datang dari Lampung, nanti kita duduk bareng agar tidak ada kesalah pahaman.

” Untuk saat ini orang yang bersangkutan masih ada di luar daerah mudah-mudahan besok sudah ada disini, dan nanti jika beliau sudah ada di Jawilan nanti saya hubungi pihak yang merasa dirugikan yaitu Asep selaku pencari kerja di PT IMCP, ” Ungkap BGS.

BGS memperjelas akan mengumpulkan pihak yang bersangkutan, supaya tidak ada selisih paham, untuk Asep proses tes dihentikan.


“saya sudah komunikasi dengan H.Mhmd bahwa untuk Asep manajemen tidak lanjut prosesnya, memang sudah ada dana yang masuk ke manajemen dan dana tersebut sudah saya kembalikan, jadi ingin lebih jelasnya Asep komunikasi lagi dengan H.Mhmd, dan nanti kita kumpul bersama biar jelas arah uang tersebut kesiapa saja.” ucap BGS.

Warga desa Junti yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada awak media bahwa dirinya ingin memasukan kerja anaknya saja diwilayah sendiri sangat sulit, kebanyakan dari luar saja yang diterima.

“Yang kerja di sini kebanyakan dari luar desa, untuk warga Junti sendiri masih terhitung dengan hitungan jari.” Ucap warga.

Lanjut warga untuk tingkat pengangguran didesa Junti cukup tinggi.

“Karena sulitnya mencari kerja, pengangguran disini dari tahun ke tahun bertambah, tapi anehnya kenapa orang dari luar desa Junti selalu dapat kerjaan disini.” Papar warga.

Senada warga berharap, jika ada pihak HRD yang terlibat dalam percaloan kami minta manajemen perusahaan memecatnya.

“Emangnya cari duit itu gampang, kami itu cari kerja, inimah malah diminta uang dulu buat masuk kerja, jadi Izasah dan paklaring pengalaman kerja itu bukan prioritas utama dalam mencari kerja.” Senada warga. ( maulana )

Tinggalkan Balasan