Penabanten.com, Serang, – 13 Oktober 2020 – sikap pihak perusahaan dalam mengambil hati warga agar menerima dan memberikan Izin keberadaan satelit pompa air berskala besar milik PT Frans Putra Textile yang beralamat di Kampung Cibeureum, Desa Cikande, Kecamatan Cikande Kabupaten Serang, diduga mencoba sogok sejumlah warga dengan dalih memberikan bantuan paket sembako.
Sangat disayangkan dengan adanya pemberian bantuan paket sembako rupanya tak menggoyahkan pendirian warga agar serta merta memberikan ijin tinggal Satelit Pompa Air untuk kebutuhan pabrik industri tekstil dilingkungan tempat mereka, karena merugikan juga berdampak terhadap lingkungan.
Seperti dikatakan Tokoh Masyarakat Kampung Cibeureum, Hasan Basri kepada awak media, (Selasa, 13 Oktober 2020). Bahwa hal tersebut dianggapnya kurang etis karena bantuan yang diberikan oleh perusahaan bukan sebagai itikad baik, melainkan memiliki maksud tertentu.
“ Oleh sebab itu kami beserta warga sekitar perusahaan PT Frans Putratex menolak bantuan sembako yang diberikan olehnya, yang awalnya menurut pihak perusahaan yaitu pak Fery bahwa bantuan ini adalah bentuk CSR dari perusahaan, ” katanya.
Dilanjutkan menurutnya bahwa, indikasi indikasi terlihat dimana saat warga penerima bantuan itu kemudian diharuskan surat persetujuan tidak berkeberatan serta Izin satelit pompa air.
“ Ditambah lagi harus menyerahkan poto copy KTP dan Kartu Keluarga. Inilah yang menjadi ganjalan kami selaku perwakilan warga yang terkait dengan pemberian bantuan sembako dengan alasan CSR perusahaan, upaya perusahaan jelas sengaja merekomendasikan membodohi masyarakat kami. Lalu apa maksudnya, bagi kami ini merupakan pembodohan, “imbuhnya.
Kendati demikian, menurut salah satu tokoh pemuda Desa Cikande, Alfian, dirinya mengatakan bahwa, pernyataan itu juga disebabkan karena tidak adanya koordinasi pihak perusahaan terhadap masyarakat sekitar.
“ Mestinya ada Koordinasi, tokoh masyarakat disini jika perlu dilibatkan sejak awal. Baik mengenai upaya perizinan maupun pembagian paket sembako. karena sembako yang akan dibagikan kepada warga yang tidak merata diberikan nya, ada kesan tebang pilih hanya 30 kantong, hal ini bisa membuat kisruh maka dari itu kita mewakili warga masyarakat dan pemuda akhirnya menolak.
Untuk mendapatkan kejelasannya. Hingga pemberitaan ini ditampilkan, sebelumnya awak media telah berupaya menghubungi Feri selaku perwakilan pihak perusahaan dan Muhayat selaku Humas perusahaan yang dimaksud namun sangat disayangkan belum dapat terkonfirmasi karena sulit ditemui juga dihubungi baik melalui komunikasi sambungan telepon maupun pesan singkat. (Acong)