Penabanten.Com, Serang – Belum genap 100 hari kerja, Walikota Serang Terpilih Safrudin merasa tergesah – gesah dalam menta Kota Serang, terutama relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL).
Tempat relokasi yang belum selesai, penataan yang belum terarah, masih adanya premanisme serta tidak adanya pembinaan. tentu menjadi persoalan yang membuat resah para PKL.
“Dari awal kami sudah bicara sama Walikota untuk lindungi kami. Agar tidak ada lagi premanisme tapi nyatanya kita lihat bersama tadi masih banyak,” kata salah satu pedagang kaki lilma yang direlokasi, Budi saat ditemuin di Stadion Maulana Yusuf Serang, Jum’at, 1 Maret 2019.
Dirinya mengaku sempat ada undangan untuk audiensi antara PKL dan pihak Pemkot Serang, namun tanpa alasan pertemuan itu dibatalkan.
Baca juga : Bupati Serang Pusatkan Bantuan di BPBD dan Koramil Cinangka
“Walikota Sendiri mengundang kami untuk membicarakan persolan ini, tapi dia sendiri yang mengingkari tidak datang. Kami juga siap mendukung pemerintah kalau pemerintahnya jelas” ujarnya.
“Kami sangat kecewa, ini urusan Pemerintah bukan urusan preman. Kami hawatir nanti anak – anak kami dianiaya dengan adanya premanisme ini,” lanjutnya.
Ditempat yang sama salah satu PKL yang berjualan gamis, Ajeng mengatakan, selama ini yang ditakutkan adalah preman, Kenapa PKL digusur sana – sini. “Satpol PP pun melihat preman tadi engga bisa ngomong, kita lihat pada diem semua,” pungkasnya.
(Yoman)