Penabanten.com, Bandung – Serang Gubuk reyot, yang sudah tidak layak huni ini adalah tempat tinggal Nenek Satipah,100 tahun. Terletak di Kampung Julang RT.012 RW.003 Desa Pengawinan Kecamatan Bandung Kabupaten Serang-Banten.
Ketika ditemui Nenek tua renta ini hidup sebatang kara, disebuah gubuk reyot yang pengap, gelap didalamnya acak-acak tanpa tertata, menyatu tempat tidur dan dapur tempat memasak yang menggunakan kayu bakar.
Menurut penuturan Sarti tetangga yang bersebelahan rumah dengan Nenek Satipah. Dia hidup sebatang kara suaminya sudah lama meninggal dunia. Anak satu-satunya sudah meninggal dunia, sehingga tinggal sendiri, menempati gubug berukuran 4×3 m dalam keadaan rapuh dan sewaktu sewaktu dapat mengancam keselamatan jiwanya.
Sarti, tetangganya menjelaskan, nenek ini umurnya kurang lebih 100 tahun, hanya tinggal sendiri di gubuk itu, makan juga hanya dari belas kasihan tetangga, “Beliau hidup sebatang kara, tidak ada keturunan”, ujarnya Rabu 21/10/20.
Ibu ade tetangga lainnya mengatakan, padahal rumahnya sudah sering di foto petugas desa, seperti hendak mendapat bantuan Rutilahu. “Tapi sampai sekarang ga ada bantuan, alasannya karna nenek Satipah tidak ada penerusnya”, ujar ibu Ade.
Dikatakan juga, selama masa pandemi covid, nenek Satipah hanya mendapat bantuan beras sembako dua kali @10 kg. “Selama ini tidak pernah dapat bantuan apa apa lagi”, tuturnya.
Dalam pantauan awak media nenek satipah yang sudah tua renta dan hidup sebatang kara, perlu mendapatkan perhatian kita semua, baik pemerintah maupun swasta, terlebih pemerintah setempat khusus nya Kepala Desa Pengawinan. Agar kehidupannya dapat lebih baik dan terlepas dari keprihatinan. Tegas Ade kepada awak media.
Diharapkan melalui pemberitaan ini ada perhatian para dermawan maupun pemerintah setempat, dalam meringankan beban hidup Nenek Satipah.
Liputan : Haris Ranau
Media online penabanten.com
Rabu, 21 Oktober 2020