Penabanten.com, Serang – Paham yang tidak sejalan dengan munculnya aliran yang menyimpang menjadi tantangan Kiai Ma’ruf Amin untuk mendirikan Perguruan Tinggi Ilmu Fikih di Indonesia.
Pasalnya, banyak pelajar yang telah lulus SMA kemudian melanjutkan ke Perguruan Tinggi di luar negeri. Namun saat pulang ke tanah air mereka membawa paham yang berbeda.
“Ini salah satu alasan saya mendirikan Pondok Pesantren Ilmu Fikih di Indonesia agar bisa membangun pendidikan agama yang terintegritas,” kata Kiai Ma’ruf Amin yang juga salah satu Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Selasa, 19 Februari 2019.
Ia berharap, adanya Perguran Tinggi Ilmu Fikih tersebut menjadi jawaban pelajar yang ingin melanjutkan pendidikanya, sehingga nanti akan sejalan dengan cita – cita bangsa.
Baca Juga : Kader dan Alumni PMII Deklarasikan Anti Radikalisme di Lingkungan Kampus
“kita ingin mereka tetap seperti paham di Indonesia yang moderat. Santun, tidak mempunya pola pikir yang keras. Namun ramah dan sopan,” lanjutnya.
Dengan adanya pendidikan S1 Perguruan Tinggi Ilmu Fikih tersebut ia berharap kedepan bangsa Indonesia lebih rukun dan damai untuk menjaga paham yang moderat.
“Nanti kita juga akan mengadakan program S2, kalau misalkan sudah S2 pergi ke luar negeri itu sudah aman. Tidak akan terkoptasi dan tidak akan terpengaruh, karena sudah punya pandangan yang baik, ” pungkasnya.
(Yoman)