GNP Tipikor, 20 Peminat Ikuti Pelatihan Jurnalis

0
117

Penabanten.com, Tangsel — Sebanyak 20 peminat jurnalistik mengikuti pelatihan jurnalisme di Gedung Gerakan Nasional Pengawas Tindak Pidana Korupsi (GNP Tipikor) Tangerang Selatan yang dibuka untuk empat sesi pertemuan mulai Selasa (7/12/21).

Pelatihan dibuka Ketua GNP Tipikor Tangsel, Edi Putra Darwis, dengan menghadirkan pemateri tunggal Direktur Pendidikan dan Latihan (Diklat) “Bangkit Selaras Komunika” (BSK), Suryadi, M.Si.

Hadir dalam pembukaan itu pengurus inti antara lain Sekretaris, Danorova P.Y.H., S.Si, Wakil Ketua IV GNP Tipikor Kota Tangerang Selatan, Bidang Hukum, Mukti Ali, S.H., M.Kn., dan Wakil Ketua I Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat, Sopian.

Seluruh peserta merupakan kader GNP Tipikor Kota Tangerang Selatan. Setelah hari pertama dengan menyajikan materi “Introduksi Praktis Komunikasi dan Nilai-nilai Dasar Jurnalisme”, mereka masih akan mengikuti tiga hari untuk sesi berikutnya setiap hari Selasa.

Sesi berikutnya menyajikan materi “Persiapan Liputan, Teknik Wawancara dan Dasar-dasar Menulis Jurnalistik”. Selanjutnya adalah “Simulasi Menjadi Jurnalis” dan “Praktik Lapangan Jurnalis”.

Ketua GNP Tipikor Tangsel, Edi Putra Darwis mengatakan, di akhir pelatihan bagi peserta yang dinilai layak operasional, akan diberikan Piagam tanda telah mengikuti pelatihan.

“Saya berharap peserta mengikuti pelatihan dengan baik hingga akhir sehingga layak diterjunkan sebagai praktisi jurnalis yang berkualitas,” kata Edi.

Mukti Ali yang juga penasehat penerbit Bangkit Komunika menyatakan telah menyiapan media online sebagai wadah bagi para calon jurnalis itu untuk berkiprah.

“Mohon doa dari semua sehingga dari kerja sama ini, kita juga akan bisa menerbitkan tabloid tiga bulanan. Yang kita kejar dengan kemandirian kita adalah kualitas, bukan terbit asal-asalan,” harap Mukti.

Selama sesi pertama pelatihan hari Selasa (7/12/21) yang menyajikan hal-hal dasar dan alasan memilih jadi jurnalis, dari diskusi para peserta yang umumnya awam tentang jurnalisme, terasa ada antusiasme “ingin banyak tahu”.

Mereka berdialog tentang kiat dan nilai-nilai kejujuran, kebenaran, kerendahan hati, jauh dari kepongahan yang sangat penting melandasi motivasi setiap orang yang mau berprofesi jurnalis.

Para peserta sepakat bahwa profesional itu bukan hanya dihargai secara materi. Mereka ingin menghidupi dan hidup sebagai jurnalis.

Suryadi merasa terharu atas semangat para peserta dan berharap semua dapat bertahan sampai sesi hari terakhir di pekan keempat pelatihan.

Di akhi sesi I, peserta berkenan memberi sumbangan kepada Pesantren Raudhatul Quran Al-muftahdi, Curuas, Kab. Serang, Banten, yang disampaikan melalu pemateri.***

Tinggalkan Balasan