Penabanten.com, Serang – upati Serang Ratu Tatu Chasanah punya cara berbeda dalam memperingati Hari Anak Internasional dan Hari Anak Nasional tingkat Kabupaten Serang. Bupati Serang perempuan pertama ini memilih bermain bersama anak-anak, menggunakan berbagai permainan tradisional.
Tatu seperti ingin mengenang masa kecilnya yang penuh bahagia bersama anak-anak. Momen tersebut juga dijadikan ajang untuk mengajak seluruh masyarakat agar mewujudkan perlindungan dan kesejahteraan anak.
Menurut Tatu, maraknya eksploitasi dan tindak kekerasan terhadap anak, berdampak pada kekhawatiran para orang tua. “Menjaga jaga anak harus sepenuh hati dan raga. Kita semua harus memperlakukan anak dengan baik karena titipan dari Tuhan,” kata Tatu di halaman Pendopo Bupati Serang, Selasa (27/11/2018).
Ia menegaskan, anak harus mendapatkan perlakuan yang baik dan tidak boleh mendengar atau perlakuan kasar dari orangtua. “Anak usia sekolah wajib ada di sekolah dan persoalan orangtua. Mengajak anak usia sekolah untuk bekerja itu bentuk eksploitasi dan tidak diperbolehkan,” katanya.
Tatu menegaskan, Pemkab Serang sudah memberikan beasiswa bagi anak-anak dari keluarga miskin dan beasiswa penghafal Alquran. Bahkan untuk menciptakan generasi emas, guru pendidikan anak usia dini (PAUD) diberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana. “Tidak boleh di Kabupaten Serang, ada siswa putus sekolah,” tegasnya.
Tatu berharap, anak mendapat perhatian secara utuh dari orangtua. Masa pertumbuhan anak membutuhkan perhatian lebih. “Jangan hanya sekadar imbauan, tetapi orangtua harus menjadi panutan untuk anaknya,” ujar Tatu.
Dalam kesempatan tersebut, Tatu mengajak ratusan anak bersama-sama menikmati permainan tradisonal yang disediakan secara gratis. Mulai dari congklak, enggrang, loncatan karet, gobag sodor, meriam bambu, engklek, dan lain sebagainya. Tatu bersama sejumlah pejabat sangat menikmati permainan bersama anak-anak.
Baca Juga : HUT ke-10, Wagub Apresiasi Pembangunan Tangsel
Menurut Tatu, di era teknologi saat ini, anak-anak cenderung dibiarkan bermain gadget atau handphone tanpa pengawasan yang ketat. “Para orangtua mungkin sibuk dengan pekerjaan, tetapi perlu diingat bahwa anak-anak butuh perhatian, dan harus menikmati dunia bermain,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A) Kabupaten Serang, Oyon Suryono mengatakan, konsep utama dalam menciptakan anak genius adalah pola pengasuhan yang berkualitas yang didapat dari keluarga sebagai pengasuh utama. “Hal ini, dapat dicapai melalui pemenuhan hak anak dengan membangun komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Sehingga, ketahanan dalam keluarga dapat terbentuk,” ujarnya.(Man)