Warga Keluhkan Penumpukan Sampah Dijalan Raya Serang – Cikande

0
342

Penabanten.com, Serang – Disepanjang Jalan Raya Provinsi Banten, di wilayah Kabupaten Serang, masih terdapat tumpukan sampah yang terkesan ada pembiaran oleh pihak berwenang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ismail 52 tahun, salah satu warga Jawilan yang setiap hari lalulalang Cikande-Kota Serang untuk beraktifitas setiap hari, selain mencuim aroma sampah yang menimbulkan bau tak sedap yang sangat menyengat juga merusak keindahan jalan protokol provinsi Banten.

“Setiap orang yang melintas di sepanjang Jalan ini pasti terganggu dengan bau yang menyengatkan, selain itu sampah tersebut merusak keindahan jalan, karen ada di tepi jalan Raya Provinsi”, ungkap Ismail pada awak Media, Senin, (10/6/2019)

Lanjut Ismail menceritakan, dirinya setiap hari melihat titik tumpukan sampah kalau di inventarisir mulai dari gerbang selamat datang sudah terdapat titik tumpukan sampah liar yang terkesan dibiarkan begitu saja, hingga sampai Pasar Ciruas, Petung dekat Jembatan sebelah kanan, di Pangkal Jembatan Keragilan posisinya ada di kiri-kanan jembatan, depan pabrik nikomas sebelah kanan jalan, kibin ciagel sebelah kiri jalan, depan kawasan langgeng sahabat sebelah Kiri jalan, tanjakan cikande dekat Jembatan ada di posisi kiri jalan, 500 m sebelum gedung PGRI Cabang Cikande.

Dan Kiri Jalan Cikande Asem-Rangkas Bitung (Cirabit) juga terdapat gunung sampah di lokasi pasar Cikande Banjar dan lokasi situ ciherang sangat parah semua pedagang memgeluhkan bahkan sempat demo tapi tidak ada tanggapan dari pihak Pengurus pasar, Kepala Desa Cikande bahkan Ke Kecamatan sekalipun tetap tidak ada tindakan. Kata H. Jauhari, 82 th, pedagang kelapangan yang sudah menempati Los tempat berjualan selama 20 th tepat Di depan tumpukan gunung sampah. Di Kp. Ajeg, di depan pabrik kaca yang bangkrut.
Menurut informasi dari warta sekitarnya sampah sampah ini adalah sampah warga yang sengaja membuangnya ketempat ini, Karena sejauh ini belum ada tindakan signifikan yang dilakukan pihak pemerintah setempat untuk memberikan warning.

Dari Desa, Kecamatan apalagi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) semua tutup mata tidak ambil peduli. Pertanyaan kami sebagai warga masyarakat dimana tanggung jawab pemerintah apakah kekurangan tenaga kerja, alat angkut untuk memobilisasi ke tempat pembuangan sampah akhir. Atau tidak ada Koordinasi antara pemerintah daerah kepada Dinas terkait, Camat dan Desa sebagai yang mempunyai wilayah. Pungkas Ismail. (Harisranau)

Tinggalkan Balasan