Penabanten.com, Tangerang – Hubungan antara warga penghuni Cluster Taman Sepatan Grande dan pengembang perumahan semakin memanas, warga kini telah resmi melaporkan Jimi, Direktur PT Bangun Guna Sukses, yang juga pemilik pengembang perumahan tersebut, ke pihak kepolisian.
Laporan ini buntut dari keributan yang terjadi pada Senin, 28 Juli 2025, dimana peristiwa itu dipicu oleh pembangunan polisi tidur (speed bump) swadaya yang dilakukan warga demi keselamatan, namun, pembangunan tersebut ditolak keras oleh pihak pengembang.
Menurut keterangan saksi, kericuhan pecah saat Jimi datang ke lokasi bersama alat berat ekskavator untuk membongkar paksa polisi tidur yang sudah dibangun warga.
ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketegangan memuncak ketika Jimi diduga menyemprotkan gas air mata langsung ke arah warga yang sedang berkumpul, “Kami melaporkan tindakan penganiayaan dari direktur PT tersebut, anya karena soal polisi tidur, dia menyerang kami secara pribadi, dan itu sudah di luar batas,” ujar Dodi, salah satu warga yang juga menjadi pelapor, pada Kamis, 31 Juli 2025.
Dodi menjelaskan, ia melihat langsung Jimi mengeluarkan semprotan gas air mata dari sakunya dan menyemprotkannya ke kerumunan warga. Akibatnya, beberapa warga mengalami iritasi mata dan harus mendapat pertolongan.
Senada dengan Dodi, Fikri, pelapor lainnya, mengaku kecewa dengan sikap represif pengembang yang dinilai tidak menunjukkan itikad baik. “Kami hanya ingin keamanan lingkungan karena sering ada kendaraan melaju kencang. Sebelumnya sudah kami musyawarahkan, tapi tidak ada respons. Malah dibalas seperti ini,” kata Fikri.
Fikri juga menyayangkan sikap Jimi yang dikabarkan justru melaporkan balik warga ke polisi, bukannya mencari jalan keluar melalui dialog.
Meskipun demikian, warga menegaskan bahwa mereka tidak menutup pintu komunikasi. “Kami ini pelanggan mereka. Seharusnya ada hubungan dua arah, bukan sikap seperti ini. Kami hanya ingin lingkungan aman dan nyaman,” tambah Dodi.
Warga menyebut pembangunan polisi tidur ini bertujuan untuk menjaga keselamatan, terutama anak-anak dan lansia. Mereka mengklaim sudah berupaya mengajukan permohonan izin dan bermusyawarah dengan pengembang, tetapi tidak membuahkan hasil.
Saat dikonfirmasi mengenai laporan polisi dari warga, Jimi terkesan enggan menanggapi. “Oh ya perlu dibalas ya,” jawabnya singkat melalui pesan WhatsApp pada Jumat, 1 Agustus 2025.
















