Usai Swab, 5 WNA , di Pandeglang Dievakuasi ke Jakarta

0
184

Penabanten.com, Pandeglang – Lima warga negara asing (WNA) asal Bangladesh yang sebelumnya berada di Menes, Pandeglang dievakuasi ke Jakarta. Kelimanya telah menjalani rapid test dan dua diantaranya dinyatakan reaktif, mengarah Covid-19.

Lima WNA tersebut diketahui sebagai Jemaah Syiar dan Iktikaf yang berada di Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang. Mereka menyelundup masuk wilayah Pandeglang pada tengah malam di tanggal 4 April 2020 lalu.

Awalnya warga tak menyadari akan kehadiran warga asing tersebut karena hanya mendiami salah satu masjid di wilayah Menes, Pandeglang. Namun baru pada tanggal 10 April 2020 warga mulai menyadari kehadiran lima WNA yakni Amin MD Nurul, Mohammad Abdul, Islam MD Annowarul, Akter Mohammad Jahanggir, Khalil F Ebraheem tersebut.

Awalnya masyarakat tidak menyadari karena memang kegiatannya hanya di satu masjid dan baru tanggal 10 April ketika mereka salat Jumat, masyarakat baru tahu kalau ada WNA,” kata Juru Bicara Penanganan Covid-19 Akhmad Sulaeman, Kamis (16/4/2020).

Pada tanggal 11 April 2020, lanjut dia, Tim Gugus Tugas Covid-19 berkerja sama dengan pihak kecamatan, Polsek serta Koramil setempat mengunjungi lokasi WNA berada.

Oleh petugas, kelimanya diminta tidak ke mana-mana untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Kendati demikian, dengan alasan ada kegiatan lain, kelimanya pada tanggal 12 April pindah ke Kecamatan Majasari.

Hingga pada tanggal 14 April, petugas melakukan rapid test terhadap kelimanya. Hasil rapid test Amin MD Nurul dan Mohammad Abdul diduga positif Covid-19.

“Langsung dipindahkan untuk diisolasi. Hari ini tanggal 16 April pihak Puskesmas dan juga dibantu dari RSUD Berkah melakukan pemeriksaan swab dan hasilnya dikirim ke provinsi untuk dilanjutkan ke Litbangkes Jakarta,” kata dia.

Setelah menjalani test kesehatan, kalimamya pada pukul 14.30 WIB sudah dievakuasi ke Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. “Kami akan menunggu hasil swab 5 orang ini. Kalau misal hasilnya positif, akan menjadi tracing yang agak berat, karena sebelumnya mereka pernah bertemu dengan santri-santri di Pandeglang,” kata Sulaeman.

Sumber: Banten News

Tinggalkan Balasan