Pasca Keributan Soal Speed Bump, Warga Taman Sepatan Grande, Keluhkan Akses Diblokir dan Fasum Minim

Sabtu, 2 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penabamten.com‎ Tangerang
‎Ketegangan antara warga penghuni perumahan Cluster Taman Sepatan Grande dan pihak pengembang PT Bangun Guna Sukses (BGS) terus berlanjut, menyusul insiden keributan terkait pembongkaran speed bump (polisi tidur) beberapa waktu lalu.

‎Sejumlah warga yang terlibat dalam insiden tersebut mulai menyuarakan keluhan mereka. Salah satunya, Dodi warga cluster menyebut adanya dugaan intimidasi verbal dari pihak pengembang pasca keributan.

‎“Saya pastikan kalian yang terlibat dalam keributan masalah speed bump tidak akan betah dan keluar dari kompleks,” ujar Dodi menirukan pernyataan yang diduga diucapkan langsung oleh Jimi, Direktur PT BGS. Pernyataan tersebut, kata Dodi, turut dibenarkan oleh warga lainnya yang mendengar langsung di lokasi kejadian.

‎Tak hanya itu, Dodi juga mengungkapkan bahwa beberapa kartu akses milik warga yang terlibat dalam keributan tersebut kini telah diblokir oleh pihak pengelola. Padahal menurutnya, kewajiban pembayaran Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) selalu dipenuhi oleh warga.

‎“Kartu akses masuk kami diblokir, padahal kami tetap bayar IPL. Ini bentuk pembatasan yang tidak adil,” ungkapnya.

‎Ketua RW 06, Barak turut angkat bicara mengenai persoalan tersebut. Ia menyayangkan insiden yang terjadi hanya karena masalah speed bump, yang sejatinya dapat diselesaikan melalui musyawarah.

‎ “Sebenarnya warga tidak menolak pembongkaran speed bump. Tapi kami menolak keputusan sepihak. Saat diajak komunikasi, pihak developer menolak. Ini yang memicu konflik,” kata Barak Kamis 31-07-2023, Malam

‎Lebih lanjut, Barak mengungkapkan kekecewaannya lantaran sikap developer yang tidak konsisten. Padahal sebelumnya sempat terjadi musyawarah bersama warga mengenai masalah tersebut.

‎Tak berhenti di situ, Bara juga menyoroti minimnya fasilitas umum (fasum) di kawasan cluster, khususnya sarana ibadah. Ia menjelaskan bahwa saat ini telah ada upaya pembangunan masjid di atas lahan wakaf seluas 500 meter persegi yang berada tepat di samping kompleks. Namun pembangunan itu kembali terkendala, karena akses masuk menuju lokasi masjid merupakan jalan milik PT BGS.

‎ “Kami sangat menyayangkan pihak developer yang terkesan tidak mendukung pembangunan masjid. Ini tanah wakaf dari hamba Allah, dan sudah mulai tahap awal pembangunan. Tapi akses jalannya ditolak karena dianggap milik developer,” jelasnya.

‎Sementara itu, Ketua RT 025, Pahlevi, turut memberikan tanggapan. Ia berharap persoalan yang sudah dilaporkan warga ke pihak berwajib terhadap Direktur PT BGS, Jimi, dapat diselesaikan secara kekeluargaan tanpa harus berlanjut ke meja persidangan.

‎ “Harapan kami, penyelesaian bisa dilakukan secara damai dan kekeluargaan. Jangan sampai hubungan warga dan developer terus memburuk. Kita ini satu lingkungan, harusnya bisa bersinergi,” ujar Pahlevi.

‎Baik Barak maupun Pahlevi sepakat, konflik antara warga dan pengembang seharusnya tidak diperkeruh dengan sikap saling mengunci akses atau mengabaikan hak dasar warga, termasuk dalam hal ibadah dan akses lingkungan yang aman.

‎Situasi di Taman Sepatan Grande saat ini masih menyisakan ketegangan. Warga berharap, pihak pengembang dapat membuka ruang dialog, memperbaiki komunikasi, dan mengedepankan solusi yang saling menguntungkan demi terciptanya lingkungan yang harmonis.

Berita Terkait

TIM INVESTIGASI GABUNGNYA WARTAWAN INDONESIA (GWI)
Menyoal Polemik Sampah di TPA Bangkonol: Desakan DPRD Pandeglang untuk Bertindak Tegas
Gubernur Banten Andra Soni: Kualitas SDM Signifikan Terhadap Tingkat Kesejahteraan
Pembangunan Jalan di Cikalong Disorot, Diduga Tanpa Papan Informasi
Rapat Pleno, TPAKD Kabupaten Serang Tetapkan 9 Program Kerja
Tambang Batubara Menelan Korban, Ketua Umum FWS Angkat Bicara
Penambang Batu Bara Ilegal Tewas Tersetrum, Dugaan Keterlibatan PLN Menguat
Diduga Oknum Pelaksana PT Demes Karya Indah intimidasi Wartawan Ditangerang
Anggaran Besar, Hasil Mengecewakan: Proyek RTH Kemiri Dalam Sorotan

Berita Terkait

Senin, 4 Agustus 2025 - 06:09 WIB

TIM INVESTIGASI GABUNGNYA WARTAWAN INDONESIA (GWI)
Menyoal Polemik Sampah di TPA Bangkonol: Desakan DPRD Pandeglang untuk Bertindak Tegas

Minggu, 3 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Gubernur Banten Andra Soni: Kualitas SDM Signifikan Terhadap Tingkat Kesejahteraan

Minggu, 3 Agustus 2025 - 12:29 WIB

Rapat Pleno, TPAKD Kabupaten Serang Tetapkan 9 Program Kerja

Minggu, 3 Agustus 2025 - 09:19 WIB

Tambang Batubara Menelan Korban, Ketua Umum FWS Angkat Bicara

Minggu, 3 Agustus 2025 - 08:31 WIB

Penambang Batu Bara Ilegal Tewas Tersetrum, Dugaan Keterlibatan PLN Menguat

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 18:34 WIB

Diduga Oknum Pelaksana PT Demes Karya Indah intimidasi Wartawan Ditangerang

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 17:08 WIB

Anggaran Besar, Hasil Mengecewakan: Proyek RTH Kemiri Dalam Sorotan

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 13:23 WIB

Pasca Keributan Soal Speed Bump, Warga Taman Sepatan Grande, Keluhkan Akses Diblokir dan Fasum Minim

Berita Terbaru