Penabanten.com, Serang – Dr KH Tubagus Sangadiah, Ketua Umum DPP Paguron Jalak Banten Nusantara mengajak rakyat Indonesia untuk melestarikan kesenian dan budaya Nusantara sebagai warisan leluhur kita. Mengangkat marwah budaya Nusantara agar jangan sampai tenggelam oleh arus budaya asing yang terus menggerogoti nilai-nilai luhur budaya asli bangsa Indonesia.
Dr KH Tubagus Sangadiah, Ketua Umum DPP Paguron Jalak Banten Nusantara’ Abah sapaan akrab Dr KH Tubagus Sangadiah menegaskan untuk itu ia menginisiasi terbentuknya wadah Paguron Jalak Banten Nusantara sebagai upaya untuk membangun peradaban Nusantara. Organisasi ini juga memperjuangkan dan mengawal pelestarian seni dan budaya yang hidup di bumi Nusantara agar jangan sampai hilang ditelan arus zaman
“Siapa lagi kalau bukan kita yang menjaga budaya dari warisan leluhur nenek moyang kita, jika tidak kita rawat maka budaya baru impor dari asing akan mengubah tatanan dan nilai-nilai yang ada di masyarakat kita tanpa kita mengenali darimana kita berasal dan siapa leluhur kita,” ujarnya
Abah adalah tokoh ulama kharismatik di Banten yang oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai Sesepuh Banten. Tokoh yang sederhana namun sangat disegani ini berasal dari Kabupaten Pandeglang, Banten.
Dalam kesehariannya, ABAH sebagai Pengasuh Pondok Pesantren AL-BANTANI, merupakan sosok yang tawadhu, bersahaja dan bijaksana. ABAH sendiri tidak merasa sebagai seorang kyai, bahkan pangkat santri pun ABAH tidak merasa memiliki.
Namun sejumlah tokoh penting negeri ini banyak yang mendatangi Pondok Pesantren dan Padepokan Abah untuk meminta nasehat dan sarannya.
Selain sebagai wadah perabahan budaya Nusantara, Paguron Jalak Banten Nusantara (PJBN ) adalah wadah perkumpulan warisan Karuhun /Leluhur Nusantara Yang mempunyai sejarah peradaban.
Paguron Jalak Banten Nusantara (PJBN) adalah salah satu wadah tempat bernaungnya Para Kesatria dan Srikandi Se Nusantara, Elemen Masyarakat, Lintas Suku, Agama, Organisasi, Lembaga, Perguruan Beladiri, Budayawan, serta Komunitas Masyarakat lainnya yang melebur menjadi satu di wadah
Advokat Senior Adv Dr Urbanisasi SH MH CIL CLI ditengah mengepalkan tangan mengenakan kemeja abu-abu berada di Padepokan PJBN di Desa Pagadungan Pandeglang Banten (Ist)
Sabtu malam 20 Juli 2019, Paguron Jalak Banten Nusantara mendapat tambahan keluarga baru dengan bergabungnya Advokat senior Adv, Dr Urbanisasi, SH MH, CIL, CLI. Ia membawa sejumlah timnya para advokat juga ikut bergabung ke wadah Paguron Jalak Banten Nusantara untuk menambah penguatan wadah ini di bidang hukum dan HAM serta media massa.
Kehadiran anggota baru Paguron Jalak Banten Nusantara disambut dengan hangat sang Panglima Komando Paguron Jalak Banten Nusantara (PJBN), Arya Banda Yudha di Padepokan PJBN, Dusun Pegadungan, Kecamatan Cigadung, Kabupaten Pandeglang Banten.
Panglima Komando Paguron Jalak Banten Nusantara, Arya Banda Yudha menegaskan bahwa PJBN bukan ormas yang bergerak di bidang membekingi kelompok tertentu. PJBN adalah wadah yang bersifat independen, tidak terafiliasi dengan partai politik manapun.
Panglima komando Paguron Jalak Banten Nusantara, Arya Banda Yudha (ist)
PJBN adalah wadah yang didirikan untuk meneguhkan Peradaban dan pelestarian seni dan budaya nusantara. Para anggota PJBN didoktrin untuk merangkul siapapun, menjaga etika dan kehormatan dan menjaga marwah sebagai organisasi Rahmatan Lil Alamin.
“Seluruh pencinta dan pelestari seni budaya bergerak menjaga dan mengangkat Marwah Peradaban Budaya Karuhun di bumi Nusantara tercinta ini, kami hadir sebagai wadah untuk senantiasa menjaga identitas suatu bangsa, bersinergi dalam Bhineka Tunggal Ika,” tegas Arya Banda Yudha selaku Panglima Komando PJBN Pusat menerangkan.
Banyak orang bertanya kenapa dinamakan Jalak? Arya Banda Yudha menjelaskan bahwa nama Jalak digunakan dari sejarah pada saat Ulama besar datang ke Banten untuk meng Islamkan daerah ini, ungkapnya (Haris Ranau)