Aktivis FPR Ragukan Kwalitas Pembangunan Program PISEW 2023 Di Cibarani: Miris Matrialnya Kurang Maksimal

0
148

penabanten.com, Pandeglang – Anggota Aktivis Front Pendamping Rakyat (FPR) Aan Andrian ragukan Kwalitas Pekerjaan Program Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) Tahun anggaran 2023 di Desa Cibarani Kecamatan Cisata Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang di kerjakan melalui Kelompok Kerja sama Antar Desa (KKAD) kecamatan Cisata dengan nilai Rp.500 juta bersumber dari APBN dengan Jumlah Volume 310 meter.pemasangan paving blok dan pembangunan TPT 248 kali 3 m kali 0,9 m

Proyek yang Peruntukannytukanya meningkatkan ekonomi wilayah untuk masyarakat di tingkat desa malah diragukan kwalitasnya dan tidak akan bertahan lama.mengingat terlihat di lokasi material seperti Paving blok rapuh banyak yang parah dan retak, diduga bukan k 350



Papan proyek pembangunan PISEW Kabupaten Pandeglang
Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi Proyek yang baru dikerjakan pemasangan drainase sementara pemasangan paving blok baru akan di mulai, beberapa bagian paving dan talut mulai retak dan diduga tidak akan bertahan lama saat ditinjau oleh Aktivis FPR dan beberapa media yang ada di wilayah Pandeglang.

Sehingga proyek yang yang terbilang masih tahap pengerjaan kini mendapatkan kecaman pedas dari A Andrian Anggota Aktivis FPR kabupaten Pandeglang.

Andrianpun menjelaskan “Sejak turunnya tim memantau pekerjaan Program Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) Tahun anggaran 2023 tersebut, kami menduga adanya unsur kesengajaan dalam volumenya hal demikian dapat kami katakan melihat dari sisi pekerjaan tersebut tanggul TPT maupun material paving blok mudah rapuh, dan kami menganggap campuran dari pemasangan plester tanggulnya/ TPT terjadi pengurangan semen” jelasnya di hadapan awak media.



Kondisi Paving pekerjaan PISEW kecamatan Cisata Kabupaten Pandeglang
Memang pekerjaan tersebut belum selesai namun patut kami duga melihat dari kondisinya pada saat Tim Investigasi FPR Pandeglang turun terdapat beberapa aitem mulai dari HOK yang tidak sesuai SSH di dimana beberapa para pekerja menjelaskan sistem pekerjaan di borongan dengan nilai per meter 18000( delapan belas ribu rupiah) kalau di estimasi anggaran yang di keluarkan untuk tenaga pekerja keseluruhan pemasangan paving blok hanya diperkirakan 17 juta rupiah ,”ucap Andrian

Tambahnya” Jika kami melihat dengan jelas pekerjaan tersebut kami menganggap adanya unsur kesegajaan didalam mengurangi HOK dan kwalitas material paving blok tidak maksimal dalam Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), yang nantinya tidak akan bertahan lama,Tutupnya.

Sementara ketua RT dan pekerja lain menjelaskan ke awak media bahwa sistem harian upah kerja diborongkan dan tidak bisa di bayar harian.

” Betul pak kami kerja di bayar dengan sistem borong per meter 18 ribu rupiah untuk pemasangan paving blok dan drainase 35 ribu rupiah per meter kubik awalnya kami keberatan lantaran sangat minim, namun kami juga sudah mengajukan untuk di bayar harian tetapi tidak di perbolehkan kata ketua KKAD ” terangnya ke awak media pada Kamis 22/06/2003

Masih kata pekerja yang kebetulan sedang melakukan aktifitas pekerjaan tersebut, mereka terpaksa bekerja sekalipun ongkosnya tidak maksimal tetapi mereka bersyukur adanya bangunan di kampungnya sendiri, ditanya soal jumlah tenaga kerja mereka mengatakan awalnya banyak yang kerja 25 orang namun katanya saat ini mulai berhenti alias berkurang.imbunya.

Sementara ketua KKAD yang sekaligus merangkap sekertaris desa Cibarani dan juga merupakan sodara kandung dari kepala desa sewaktu di konfirmasi via WhatsApp tidak bisa menjawab konfirmasi wartawan.

” mohon maaf saya tidak bisa memberikan jawaban konfirmasi lewat tlp kalau mau konfirmasi harus di darat kita ketemu saja nanti setelah saya ada di rumah” jelasnya.sampai berita ini di tayangkan.

(Ron)

Tinggalkan Balasan